JABAR EKSPRES – Program sosial “Rereongan Sapoe Sarebu” atau “Poe Ibu” yang digagas oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi (KDM) sesungguhnya bukan hal baru bagi sebagian lembaga pendidikan di daerah.
Di Kota Cimahi, nilai-nilai gotong royong yang menjadi ruh dari program tersebut telah lama dijalankan oleh SMK Pasundan 3 Cimahi, jauh sebelum kebijakan itu resmi diluncurkan pemerintah provinsi.
Program Poe Ibu sendiri diperkuat melalui Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Barat tertanggal 1 Oktober 2025, yang ditujukan kepada seluruh Bupati/Wali Kota se-Jabar, Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemprov Jabar, serta Kantor Wilayah Kementerian Agama.
Baca Juga:Dari Moral ke Birokrasi: Tantangan Mewujudkan Gotong Royong dalam “Sapoe Sarebu”Rereongan Sapoe Sarebu Siap Diterapkan di Cimahi, Ngatiyana: Kita Mulai dari ASN Dulu
Program ini mengajak aparatur sipil negara (ASN), masyarakat, dan pelajar untuk memperkuat solidaritas sosial dan membantu pemenuhan hak dasar di bidang pendidikan serta kesehatan, terutama di wilayah yang masih terkendala keterbatasan anggaran dan akses.
Namun, jauh sebelum surat edaran itu dikeluarkan, SMK Pasundan 3 Cimahi telah menanamkan nilai-nilai serupa dalam keseharian warganya.
Kepala SMK Pasundan 3 Cimahi, Subaryo menegaskan bahwa sekolahnya sudah mengimplementasikan semangat gotong royong dan solidaritas sosial sejak lebih dari satu dekade lalu.
“Poe Ibu adalah bagian dari kebijakan Gubernur yang sejalan dengan kegiatan kami di Pasundan. Tentu hal ini juga selaras dengan visi misi Paguyuban Pasundan, yaitu memerangi kemiskinan dan kebodohan,” ujar Subaryo saat ditemui Jabar Ekspres pada peringatan Milangkala SMK Pasundan 3 Cimahi ke-16, Kamis (30/10/2025).
Menurutnya, implementasi semangat Poe Ibu di sekolah tersebut melibatkan dua unsur utama, yakni guru dan karyawan di satu sisi, serta siswa di sisi lain.
Dana yang dikumpulkan dari guru dan karyawan digunakan untuk program beasiswa, sementara dana hasil gotong royong siswa diperuntukkan membantu sesama siswa yang tengah mengalami musibah.
“Uang seribu yang dikumpulkan setiap hari akan didedikasikan jika ada musibah, kematian, sakit, atau kebanjiran. Itu kami dedikasikan untuk itu,” jelasnya.
Baca Juga:Rawan Disalahgunakan, Fortusis Jabar Soroti Gerakan Rereongan Sapoe SarebuFraksi PPP Sorot Gerakan Rereongan Sapoe Sarebu, Terlalu Dipaksakan!
Program beasiswa yang dijalankan sekolah ini telah berlangsung lebih dari sepuluh tahun, sedangkan program umrah yang diberikan kepada warga sekolah berprestasi sudah memasuki tahun keempat.
