JABAR EKSPRES – Ahli geologi sekaligus Direktur Eksekutif Patahan Sumatra Institue (PSI) Ade Edward menyarankan tiga langkah mitigasi yang dapat dilakukan oleh pemangku kepentingan untuk mengantisipasi ancaman bajir lahar dingin di kawasan Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar).
‘’Pertama, resettlement pemukiman di Kawasan rawan bencana (KRB) Gunung Marapi yang dilakukan dengan penataan kawasan nagari berbasis mitigasi bencana,’’ kata ahli geologi sekaligus Direktur Eksekutif Patahan Sumatra Institute Ade Edward di Padang, Senin (3/6).
Kedua, PSI juga menyarankan kawasan daerah aliran Sungai dan sempadan Sungai zona rawan banjir lahar dan erupsi Gunung Marapai dikonversi menjadi kawasan konservasi.
BACA JUGA: 12 Pertarungan Epik dalam Dunia Anime hingga Menggemparkan Dunia Internet
PSI menambahkan buffer zone sebagai peredam ancaman banjir lahar dingin yang juga mempunuai nilai ekonomi tinggi (green economic).
Terakhir, pihaknya juga menyarankan Pembangunan sabo dam serta infrastruktur pengendalian aliran banjir lahar debris flow harus terencana baik untuk mencegah risiko banjir lahar Gunung Marapi.
Ade mengungkapkan saran tersebut merupakan hasil dari pokok-pokok pikiran yang menjadi isi Deklarasi Padang II, atau kelanjutan Deklarasi Padang I pada 2005 yang berisikan pokok pikiran terkait migitasi gempa dan tsunami di Ranah Minang Sumbar.
BACA JUGA: Setorkan PNBP Sebesar Rp888 M, PT Timah Alami Penurunan di Tahun 2023
Ade kembali menjelaskan penataan dilakukan dengan memindahkan pemukiman warga yang berada di dalam sempadan Sungai rawan banjir lahar ke lokasi lain yang relative lebih aman di dalam nagari (desa) yang sama.
Daerah sempadan Sungai yang rawan banjir lahar dialihkan menjadi kawasan konservasi yang produktif dengan ditanami jenis vegetasi yang dapat berfungsi sebagai peredam banjir lahar sekaligus mempunyai nilai ekonomi bagi masyarakat setempat (green economic).
‘’Dengan upaya ini diharapkan dapat meminimalisir risiko bencana banjir lahar dan erupsi Gunung Marapi, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar gunung,’’ kata Ade.
BACA JUGA: Uang Perjalanan Dinas Pegawai Kementan Dipotong Sebesar 10 hingga 50 Persen untuk SYL