Makanan Bergizi Gratis di Bandung Barat Baru Menyasar Sembilan Sekolah

JABAR EKSPRES – Program makan bergizi gratis (MBG) belum menyeluruh menyentuh sekolah di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Di Kabupaten Bandung Barat, program MBG baru menyasar di sembilan sekolah, salah satu lokasi yang mendapat distribusi perdana program makan bergizi gratis di SDN Cibungur 2 Batujajar.

Berdasarkan data dari SPPG Batujajar, selain SDN 2 Cibungur Batujajar, sekolah lainnya yang menerima program MBG yakni SDN Cibungur 1, SDN Jalantir, SDN Batujajar 1, SDN Batujajar 2, SDN Batujajar 3, SDN Galanggang 3, SDN Sinarjaya, SDN Dar Al Iman.

Selain sekolah, MBG juga diberikan terhadap ibu hamil sebanyak 56 orang dan pondok pesantren (Ponpes) At-Tafsir sebanyak 84 santri.

Satu porsi MBG berisikan nasi, ayam krispi/ayam asam manis, sayur tahu dan wortel, susu serta buah jeruk.

BACA JUGA: Makan Bergizi Gratis, Siswa Rancaekek Bandung Antusias Nikmati Menu Sehat

Diketahui paket MBG di Kabupaten Bandung Barat berasal dari Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Batujajar di Blok Gunung Sangar, RT 02/11, Desa Batujajar Barat, Kecamatan Batujajar.

Sebelumnya satu titik SPPG di Kecamatan Batujajar masuk dalam salah satu 190 dapur umum yang siap beroperasi di MBG perdana yang dimulai Senin (6/1) kemarin.

Kepala SPPG Batujajar Gilang Prakoso mengatakan untuk pembagian Makan Bergizi Gratis perdana di Bandung Barat ini ada 3.500 porsi yang didistribusikan untuk sembilan sekolah dan ibu hamil serta ibu menyusui.

“Ada 3.500 yang kita distribusikan ke 9 sekolah dan ibu hamil serta menyusui. Menunya hari pertama ada ayam pilet dibuat krispi, ada asam manis juga, ada sayur tahu wortel, ada susu ada jeruk,” kata Gilang kepada wartawan, Senin (13/1/2025).

BACA JUGA: Lebih dari 10.000 Anak di Kabupaten Bandung Nikmati Makan Bergizi Gratis, Dandim 0624 Pastikan Ini

Gilang mengatakan, untuk pemilihan menu ini pihaknya sudah melibatkan ahli gizi. Sehingga menu makanan yang diberikan kepada siswa maupun ibu hamil tentunya disesuaikan dengan kebutuhan gizi masing-masing.

“Semuanya melibatkan ahli gizi, ini sesuai dengan golongan-golongannya. Tentunya kelas 1-3 gizinya berbeda dengan kelas 4-6 sehingga dibuat sesuai kebutuhan,” ujar Gilang.

Menurutnya, sebelum dibagikan kepada siswa, makanan itu sudah melalui pengujian mulai dapur SPPG oleh ahli gizi hingga di sekolah oleh guru. Karena sesuai arahan Badan Gizi Nasional, setiap paket MBG asupan gizinya benar-benar diperhitungkan untuk menunjang aktivitas siswa.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan