Naik! Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Barat

BANDUNG – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat Dyah Anugrah Kuswardani mengatakan, pada Maret 2021, jumlah penduduk miskin di Jabar mengalami kenaikan sekitar 6,82 ribu jiwa, dari 4,19 juta jiwa (8,43 persen) pada September 2020 menjadi 4,20 juta jiwa (8,40 persen) pada Maret 2021.

“Jika dibandingkan dengan kondisi pada bulan September 2020, ini mengalami kenaikan sebesar 6,82 ribu jiwa. Kenaikannya cukup signifikan jika dibandingkan dengan maret 2020,” ucap Dyah saat menyampaikan rilis statistik Kemiskinan dan Ketimpangan di Jabar melalui daring di Bandung, Kamis (15/7).

Ia menjelaskan, pada periode Maret 2015 – September 2019 tingkat kemiskinan di Jabar menunjukkan tren menurun baik dari sisi jumlah maupun persentasenya. Namun, lanjut dia, sejak periode Maret 2020 sampai dengan September 2020 terjadi kenaikan kemiskinan di Jabar.

“Terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sekitar 6,82 ribu jiwa dibandingkan kondisi September 2020. Namun jika dibandingkan dengan keadaan Maret tahun sebelumnya, jumlah penduduk miskin di Jabar mengalami peningkatan sekitar 275 ribu jiwa,” jelasnya.

Ia mengatakan, metodologi kemiskinan di Jabar menggunakan konsep memenuhi kebutuhan dasar yang dibedakan antara kebutuhan makanan dan kebutuhan non-makanan.

“Intinya penghitungan kemiskinan yang dilakukan oleh BPS kemiskinan makro mengukur ketidakmampuan dari sisi ekonomi dalam memenuhi kebutuhan makanan dan non-makanannya,” katanya.

“Kebutuhan makanan dan non-makanan ini diukur dengan garis kemiskinan. Sebetulnya, apa yang kita sampaikan mengenai angka kemiskinan dilihat sisi kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan makanan dan non-makanannya,” tambahnya.

Dyah menggambarkan, penduduk miskin ialah mereka yang pengeluarannya untuk makanan di bawah garis kemiskinan. Sehingga batas tersebut yang membedakan miskin atau tidak.

“Jadi kalau pengeluaran kita Rp450 ribu, maka tidak tergolong penduduk miskin. Tapi (jika) pengeluaran kita 400 ribu di bulan Maret, kita temasuk penduduk miskin. Itu batas seseorang masuk miskin atau tidak,” gambarnya.

Terkait faktor tingkat kemiskinan, sambung dia, pertama pertumbuhan ekonomi di Jabar. Pada triwulan 1-2021 jika dibandingkan dengan triwulan 3-2020 tumbuh sebesar 0,89 persen.

“Walaupun pertumbuhan kedua triwulan tersebut secara YoY namun masih terkontraksi,” sambung dia.

Kedua, pengeluaran kosumsi rumah tangga pun pertumbuhan terkontraksi. Menurutnya, pertumbuhan kosumsi rumah tangga pada triwulan 1-2021 jika dibandingkan dengan triwulan III-2020 tumbuh sebesar 2,21 persen walaupun pertumbuhan di kedua triwulan YoY masih terkontraksi.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan