Ekonom Senior Mewajarkan Ekonomi RI Belum Juga Pulih, Begini Katanya

JAKARTA – Perekonomian di awal tahun masih menunjukkan pelemahan. Berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah belum mampu memulihkan ekonomi kembali normal seperti sedia kala.

Salah satunnya, dengan memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 8 Maret 2021, membuat perekonomian belum membaik.

Hal itu tercermin dari Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK). Bank Indonesia (BI) melaporkan, IKK pada Januari 2021 seebsar 84,9, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 96,5.

Indikator lainnya terjadi penurunan penjualan ritel. BI memperkirakan terjadi kontraksi sebesar 14,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan ritel belum pernah tumbuh positif sejak November 2019.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun 2020 mengalami kontraksi sebesar 2,07 persen. Selama tiga kuartal berturut-turut di tahun 2020, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi minus.

Namun demikian, Ekonom Senior Bank BNI Ryan Kiryanto mengatakan, seluruh pihak termasuk lembaga pemeringkat dunia juga seharusnya bisa memaklumi dengan indikator-indikator ekonomi yang kurang baik tersebut. Sebab negara-negara lain di dunia juga mengalami hal yang sama.

“Memang kalau dibandingkan negara tetangga kita, kecuali Vietnam, mereka semua hampir lebih buruk dari kondisi (ekonomi) Indonesia,” ujar Ryan kepada Fajar Indonesia Network (FIN), kemarin (21/2).

Berbeda dengan Vietnam, kata Ryan, negara itu lebih cepat pemulihan ekonominya karena sejak awal sudah menerapkan penguncian wilayah (Lockdown).

“Vietnam berhasil mempertahankan perekonomiannya tetap positif karena mereka berhasil mengendalikan Covid-19,” tuturnya.

Meski demikian, kata Ryan, kunci dari perekonomian di seluruh dunia adalah bagaimana suatu negara bisa mengatasi permasalahan Covid-19.

“Memang tidak bisa apple to apple membandingkan dengan Indonesia, sebab negara itu secara politik berbeda dengan Indonesia,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengatakan, kasus aktif Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan sejak PPKM diberlakukan.

“Kami ingin sampaikan, secara nasional jumlah kasus aktif mengalami penurunan signifikan, yakni minus 17,27 persen selama sepekan,” kata Airlangga.

Adapun, provinsi-provinsi yang sebelumnya menjadi hotspot penyebaran virus Corona, saat ini kondisinya membaik setelah pelaksanaan PPKM. Provinsi-provinsi itu adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur. (git/din/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan