Setelah memoles Persib, Glenn Sugita kini merambah ke level pengelolaan liga. Bagaimana gurita bisnis Glenn Sugita di sepakbola?
MUSIM ini Persib Bandung membuat gebrakan dan bikin heboh jagat sepakbola. Persib sukses mendatangkan dua bintang kelas dunia Carlton Cole dan Michael Essien, terutama untuk Essien. Jangan tanya soal duit, yang pasti untuk kantong kelas klub-klub Indonesia, mahar dua pemain ini teramat mahal.
Jika menilik data transfermarkt harga Cole diperkirakan 1 juta euro atau Rp 14 miliar. Tapi bisa saja angka ini turun drastis karena sesudah bermain untuk Celtic, karir Cole tak berjalan mulus. Dia hijrah ke klub Amerika Serikat, Sacramento FC, yang berlaga di level kedua kompetisi di negeri Paman Sam. Itu pun ia bermain dalam empat laga saja.
Begitu pula Essien. Gaji Essien ditaksir per musim mencapai 800 ribu euro atau Rp 11 miliar. Tapi lagi-lagi angka ini hanya estimasi. Selain minim caps saat membela Panathinaikos, klub bola Yunani, Essien pun dibelit cedera panjang.
Jorjoran Persib mendatangkan pemain asing mahal bukanlah hal baru. Pada musim 2013, Persib mendatangkan Sergio van Dijk, harga gaji van Dijk diperkirakan mencapai Rp 4-5 miliar. Sebagai klub bekas perserikatan yang punya sejarah panjang, Persib memiliki basis massa yang besar. Di mana ada masa, di situ ada uang.
Dalam soal komersialisasi klub di Indonesia, Persib memang jago. Di saat klub-klub perserikatan lain terancam pailit, Persib tetap bisa mandiri mengarungi liga.
Namun, semua faktor itu tidak akan tercapai tanpa polesan tangan Glenn Sugita. Glenn saat ini menjabat Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) yang menaungi Persib. Saat mendatangkan van Dijk, Glenn yang menjadi inisiatornya. Kedatangan Essien dan Cole diakui Manajer Persib Umuh Muchtar tidak terlepas dari peran Glenn.
”Ini kejutan yang diberikan Pak Glenn sebagai hari jadi Persib ke-84. Essien sudah resmi dengan kita,” kata Umuh memuji Glenn saat mengenalkan Essien kepada media di kantor PT PBB, beberapa waktu lalu.