JABAR EKSPRES – Indonesia tengah mengkaji potensi ekspor beras ke negara-negara lain, termasuk Malaysia. Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa rencana ekspor beras perlu dibicarakan terlebih dahulu dalam neraca komoditas untuk memastikan ketersediaan stok beras dalam negeri.
“Kalau ekspor karena mungkin pertimbangannya sudah surplus, sudah cukup. Tapi nanti harus dibicarakan dulu dalam neraca komoditas,” ujar Mendag.
Menurutnya, untuk komoditas beras ditentukan di dalam neraca komoditas.
Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) saat ini menembus 3,7 juta ton, menjadikan Indonesia sebagai negara terdepan di kawasan ASEAN dalam hal produksi beras.
Baca Juga:DPRD Kota Bogor dan Pemerintah Kota Satu Visi Berantas Minol Ilegal41 Rumah di Ciamis Dapat Bantuan Rehabilitasi melalui Program Rutilahu 2025
Stok tersebut perkuat posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN, melampaui negara-negara utama seperti Thailand dan Vietnam.
Dengan produksi beras yang terus meningkat, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam perdagangan beras global.
Hal tersebut juga diperkuat dengan laporan resmi dari United States Department of Agriculture (USDA) yang menempatkan Indonesia di posisi puncak produksi beras di Asia Tenggara.
Kementerian Pertanian juga berupaya memperluas pemasaran hasil pertanian ke pasar global melalui jalur logistik strategis, termasuk melalui Uni Emirat Arab (UEA).
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI Sudaryono mengatakan pihaknya telah bertemu dengan Duta Besar UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri dalam membahas terkait hal tersebut.