JABAR EKSPRES – Buntut dari kekecewaan terhadap sikap Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Fraksi PDIP DPRD Jabar akan segera menyuarakan hak interpelasi.
Hal interpelasi akan terus didorong Fraksi PDIP DPRD Jabar atas sikap Gubernur Jawa Barat yang dianggap telah merendahkan marwah lembaga legislatif
Anggota Fraksi PDIP Jabar Doni Maradona Hutabarat mengatakan, hak interpletasi ini akan dibahas lebih lanjut. Namun yang terpenting ingin meminta klarifikasi dari Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi atas stetmennya.
Baca Juga:Fraksi PDIP Murka! Dedi Mulyadi Dianggap Rendahkan Martabat Wakil RakyatPemusnahan Amunisi di Garut Akibatkan 11 Orang Tewas
Doni menilai, sebagai pemimpin Jawa Barat, seharusnya pemerintahan dibangun atas dasar trias politika. Dimana lembaga eksekutif dan legislatif bisa bekerja sama membangun Jawa Barat.
Akan tetapi, pada kenyataannya, Dedi Mulyadi malah seolah-olah mendiskreditkan dewan melalui pernyataannya. Bahkan cenderung melecehkan.
‘’Jadi kalau lembaga dilecehkan, otomatis anggota dilecehkan,” ujarnya.
Untuk itu, jika Gubernur tidak perlu adanya DPRD maka tak perlu lagi bahas Perda bersama DPRD. Silahkan jalankan sendiri pemerintahanya.
“Ya silahkan APBD urus sendiri, Raperda buat sendiri. Jangan bicarakan ke DPRD,” paparnya.
Doni mengancam, jika tidak ada klarifikasi dari Gubernur Jabar, maka Fraksi PDIP tidak akan ikut pembahasan Raperda apapun.
“Bukan hanya KDM yang ingin Jabar maju. Tapi seluruh anggota DPRD juga ingin,” tandas Doni.
Sebelumnya, melalui Wakil Pipinan DPRD Jabar Ono Surono, Dedi Mulyadi sering mendapat kritikan dan sindirin atas berbagai kebijakannya yang dianggap tidak melibatkan DPRD Jabar.
Baca Juga:Warga Cipamokolan Kota Bandung Gugat Diskominfo Tuntut Keterbukaan Informasi PublikSosialisasi Jaksa Garda Desa di Kabupaten Bandung Diduga Ada Pungutan Rp 400 Ribu Per Kepala Desa, Begini Penjelasanya!
Ono Sorono selalu melontarkan kritik mengenai kebijakan pemangkasan anggaran Hibah sampai bantuan keuangan ke daerah.
Terakhir, melalui akun Tik Toknya, juga sempat menyindir pernyataan Dedi Mulyadi yang dinilai kasar dalam menanggapi protes warga dalam bentuk tulisan spanduk di Kabupaten Cirebon.
Tulisan spanduk itu, ‘’Dedi Mulyadi Lain Bapa Aink, tapi Bapa Tiri’’ ( Dedi Mulyadi bukan Bapak Saya, Tapi Bapk Tiri, red)