Pola Konsumsi Warga Berubah, Pengamat Ekonomi Sebut Pemda Sumedang Perlu Serius Benahi Pasar Parakanmuncang

JABAR EKSPRES – Wacana revitalisasi Pasar Parakanmuncang, yang berlokasi di wilayah Desa Sindangpakuon, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang sangat diharapkan dapat teralisasi, khususnya oleh para pedagang.

Pasalnya, bangunan fisik yang kumuh nyaris rubuh, pijakan becek dan kerap disertai lumpur, aroma tak sedap dari sampah menyertai setiap saat, hingga sesekali tikus got menampakkan diri membuat kondisi pasar tradisional tersebut sangat memprihatinkan.

Dampaknya, para pedagang hanya mampu bertahan membuka kios mereka sampai pukul 9.00 WIB, sebab konsumen dinilai sedikit yang berkunjung.

Bahkan cukup disayangkan, ketika mengetahui bahwa banyak warga Kecamatan Cimanggung, yang beralih berbelanja ke luar wilayah alias ke Pasar Cicalengka, Kabupaten Bandung karena kumuhnya Pasar Parakanmuncang.

Menanggapi hal itu, Pengamat Ekonomi, Prof Bayu Kharisma mengatakan, keberadaan pasar tradisional bukan kurang diminati, tapi akses dan kualitas kenyamanan, kebersihan, dan keamanannya yang perlu disesuaikan dengan kondisi masyarakat saat ini.

BACA JUGA:Dugaan Jual Beli Lapak Ilegal di Pasar Parakanmuncang Rugikan Rakyat dan Keuangan Daerah!

“Akses dan kualitas pasar tradisional belum mampu menyesuaikan ekspektasi masyarakat modern,” katanya kepada Jabar Ekspres, Senin (28/4). “Fasilitas yang buruk membuat konsumen pindah ke tempat lain,” tambah Prof Bayu.

Akademisi dari Universitas Pendidikan Padjajaran (Unpad) itu menerangkan, pasar tradisional jika tak meningkatkan fasilitas dan kenyamanan bagi konsumen, maka akan tertinggal dan kalah apabila disandingkan dengan pasar modern.

Kendati demikian, bukan berarti pasar tradisional, dalam hal ini Pasar Parakanmuncang tak bisa menyaingi keberadaan pasar modern.

Menurutnya, apabila Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Sumedang dapat memprioritaskan revitalisasi, agar kenyamanan, kebersihan dan keamanan pasar bisa dikelola baik, maka dinilai mampu bersaing dengan pasar modern seperti beberapa percontohan di kota lain. “Berbagai kota telah membuktikan bahwa jika pasar tradisional dikelola baik, pengunjung akan kembali. Contoh: Pasar Beringharjo Yogyakarta, Pasar Kreneng Denpasar,” terangnya.

Dosen Departemen Ilmu Ekonomi, sekaligus Ketua Magister Ekonomi Terapan (MET) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad itu mengungkapkan, jika Pemda Sumedang memang serius dalam wacana revitalisasi, maka tak menutup kemungkinan Pasar Parakanmuncang dapat bersaing dengan pasar modern.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan