Prof Bayu memaparkan, digitalisasi bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pasar juga perlu diterapkan, sebagai bentuk penyesuaian zaman. “Membuat aplikasi informasi harga, lokasi lapak, dan promosi untuk menarik generasi muda berbelanja di pasar,” paparnya.
Disamping revitalisasi, kata dia, sistem kolaborasi antardaerah juga perlu dilakukan agar dapat bersaing dengan pasar modern. “Seperti integrasi logistik antara pasar Sumedang dan Bandung Timur (Cicalengka),” bebernya.
Kemudian, transparansi aset pasar juga menjadi hal yang penting diperhatikan, untuk mencegah terjadinya praktik-praktik ilegal yang dapat merugikan pedagang hingga keuangan daerah.
Baca Juga:Pedagang Pasar Gedebage Keluhkan Retribusi Kebersihan Dobel, Sampah Jarang Diangkut?Cinta Berujung Maut, Kekasih Dibantai hingga Tewas Gegara Utang Rp1,5 Juta
“Kemudian lakukan pendidikan kewirausahaan berbasis pasar. Seperti pelatihan pengemasan produk dan branding bagi pedagang pasar,” lanjut Prof Bayu.
Menurutnya, peningkatan infrastruktur, digitalisasi, pemberdayaan ekonomi lokal, dan kolaborasi dengan Pedagang Kaki Lima (PKL), merupakan langkah kunci untuk meningkatkan daya saing pasar tradisional, di tengah tantangan ekonomi dan perubahan pola konsumsi masyarakat.
“Dengan implementasi yang tepat, pasar ini dapat kembali menjadi pusat ekonomi lokal yang berkelanjutan,” pungkas Prof Bayu. (Bas)