Kumpulkan 8500 Konstituen di Grup WhatsApp, Ternyata Ini Isi Curhatan Masyarakat Pada Anggota Dewan

JABAR EKSPRES – Anggota Komisi D DPRD Kota Bandung Andri Rusmana mengaku mendapat banyak sekali curhatan dari masyarakat melalui grup WhatsApp yang dibuatnya.

Sejak terpilih menjadi anggota dewan pada 2019 lalu, Andri Rusmana yang juga ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kota Bandung ini, sengaja mengumpulkan banyak nomer telepon masyarakat melalui sebuah grup WhatsApp.

Hingga kini anggota Grup WhatsApp tersebut sudah mencapai 8500an orang dari berbagai wilayah di Kota Bandung, khususunya di wilayah dapil 4 lama.

Baca juga : Pansus 2 Kebut Pembahasan Raperda Pajak dan Retribusi Daerah Kota Bandung

“Ada sekitar 60 grup dimana ada saya didalamnya. Dengan grup itu kita akan tahu seperti apa kebatinan masyarakat, sehingga kita bisa membantu menyelesaikan masalahnya,” ujarnya saat ditemui dalam acara Edukasi kesehatan bagi ibu, dalam rangka memperingati hari ibu di 212 Mart Margahayu Buah Batu, Minggu (24/12)

Dalam kesempatan tersebut Andri juga menyebutkan alasan lainnya membuat grup tersebut. Yakni sebagai bentuk pertanggung jawabannya untuk mengedukasi dan melayani masyarakat.

“Berangkat dari pengalaman saya pribadi yang pernah mengalami hidup susah, dan tidak ada yang memperhatikan sama sekali, hingga nyaris putus sekolah,” ceritanya dihadapan ibu-ibu peserta acara edukasi.

Dia berharap jangan sampai masyarakat Kota Bandung ada yang mengalami hal yang sama yang pernah dialaminya, sehingga setiap kali ada masyarakat yang membutuhkan bantuannya, dia mengaku bergegas untuk mendatanginya, selama tidak ada agenda di DPRD.

Dia tidak sungkan menyebar nomer pribadinya agar bisa menampung segala keluhan dari masyarakat. Dan sejak ada grup-grup WhatsApp tersebut, dalam sehari ada 500an pesan masuk dari masyarakat yang menceritakan kondisinya yang membutuhkan bantuan.

Isi curhatan masyarakat tersebut datang dari berbagai bidang, mulai dari masalah kesehatan, seperti biaya pengobatan, BPJS nunggak, atau masalah pendidikan, seperti putus sekolah, biaya pendidikan, beasiswa, atau kebutuhan lapangan pekerjaan dan berbagai masalah sosial kemasyarakatan lainnya.

“Kadang keluhan masyarakat ini muncul karena ketidak tahuan masyarakat bahwa pemerintah memiliki program-program yang bisa menjadi solusi bagi masalahnya. Sehingga dengan grup-grup ini menajdi sarana edukasi, berbagai program pemerintah juga,” ujarnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan