Boikot Laga Persib Vs Dewa United, Ini 3 Kritik Ketum VPC ke Manajemen

JABAREKSPRES.COM – Ketua Umum (Ketum) Viking Persib Club (VPC), Tobias Ginanjar Sayidina, kembali memberi penegasan terkait sikap para bobotoh terhadap sejumlah kebijakan manajemen Persib yang merugikan.

Sikap menepi sejenak ke stadion pun dihasilkan, yakni setelah menyerap aspirasi dari distrik-distrik Viking Persib Club dan diperkuat dengan diskusi lintas komunitas Bobotoh yang punya pemikiran yang serupa.

Terkait bobotoh yang belum sependapat, kata Tobias, pihaknya tidak akan memaksa untuk harus sama dan sependapat. Boikot laga Persib Bandung melawan Dewa United pun bakal tetap dilakukan.

Dirinya menuturkan, sementara itu ada sejumlah permasalahan yang mendasari munculnya sikap boikot tersebut. Pertama, menyoal mahalnya harga tiket. Harga tiket Persib salah satu yang termahal diantara klub lain di Indonesia.

“Terkait fasilitas, sebetulnya kami tidak menuntut yang berlebihan, hanya meminta fasilitas dasar seperti toilet dan mushola bisa berfungsi dengan layak (bersih, ada air, tidak gelap),” jelas Tobias, kepada Jabarekspres, Selasa (12/7).

Terkait alasan karena GBLA belum diserahterimakan ke Persib, menurutnya, kurang bisa diterima karena untuk sekedar membersihkan, memasang lampu dan mempernyaman sudah pernah dilakukan teman-teman Viking Frontline sebelumnya. Tanpa harus ada proses birokrasi serah terima.

Dia menambahkan, adapula masukan dari kawan-kawan bobotoh. Jika berniat ingin meningkatkan keamanan dan kenyamanan bobotoh, seharusnya terdapat premi asuransi kecelakaan untuk meringankan beban apabila hal yang tidak diharapkan terjadi.

Kedua, permasalahan sistem pembelian tiket. Sistem pembelian tiket musim ini skemanya baru; harus update install aplikasi, mengisi biodata ulang, upload KTP, dan upload foto selfie.

“Tidak berhenti di situ, setelah proses itu selesai, kita harus menunggu proses verifikasi diterima. Ini menimbulkan masalah baru karena sistem verifikasinya masih manual sehingga banyak persoalan beragam, tidak ada standariasasi waktu verifikasi, KTP tidak terbaca, dan penolakan verifikasi,” katanya.

Tentu, tegas Tobias, pihaknya amat senang dengan sistem tiket yang mumpuni tersebut. Supaya bobotoh dapat terverifikasi cepat. Tapi dia mempertanyakan nasib bobotoh yang belum terverifikasi. Bahkan tidak mengerti perihal penggunaan aplikasi. bagaimana orang2 yang sampai saat ini

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan