Serukan Bahaya HIV/Aids, Dedie Rachim Minta Gencarkan Pengawasan Terhadap Anak

Jabarekspres.comWakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim mengingatkan pentingnya edukasi terhadap anak-anak dan remaja tentang bahaya HIV/Aids. Dirinya pun mendorong pengawasan terhadap anak-anak, khususnya remaja harus lebih digencarkan.

Menurutnya potensi pergaulan, aktivitas diluar rumah, hingga pergaulan remaja memiliki tingkat risiko yang tinggi terpapar HIV/Aids.

”Ini menyangkut kepada kualitas sumber daya manusia kita, kalau kemudian kita tidak melakukan upaya-upaya pencegahan dan kemudian pendeteksian dini, maka kita akan kecolongan,” ungkapnya dikutip Selasa, 6 Desember 2022.

”Anak-anak ini adalah calon generasi emas Indonesia mendatang. Harusnya mereka adalah salah satu calon pemimpin-pemimpin bangsa,” imbuhnya.

Data yang dihimpun, di Kota Bogor menunjukkan kumulatif tahun 2021 sebanyak 5.750 kasus HIV, dan sebanyak 1.851 kasus AIDS. Sedangkan kumulatif sampai September 2022 sebanyak 6.058 kasus HIV dan sebanyak 1.865 kasus AIDS.

Kemudian, kasus HIV di Provinsi Jawa Barat kumulatif Tahun 2021 sebanyak 51.325 kasus, AIDS sebanyak 12.023 dan kasus HIV kumulatif sampai dengan September 2022 sebanyak 57.134, dan kasus AIDS sebanyak 12.326.

Secara nasional sendiri, prevalensi HIV di sebagian besar wilayah adalah 0,26 persen, sementara di Provinsi Papua dan Papua Barat mencapai 1,8 persen. Sehingga, infeksi HIV masih menjadi masalah kesehatan global dan nasional.

Kasus HIV di kawasan ASEAN menyumbang 10 persen dari total beban HIV di seluruh dunia. Berdasarkan data sampai dengan akhir Juni 2022, sekitar 85 persen orang dengan Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) ada di usia produktif, yaitu 20-49 tahun.

Mantan pejabat KPK itu menegaskan, keinginan untuk menjadikan tahun 2030 zero HIV/Aids harus terwujud.

Upaya untuk terus menurunkan risiko paparan HIV yang lebih luas juga harus terus dilakukan, termasuk kolaborasi untuk menumbuhkan sumber daya manusia yang unggul.

”Fenomena gunung es ini harus semakin diperkecil, jangan sampai di bawah tidak terdeteksi akhirnya menggelembung tambah banyak. Apa yang menjadi langkah kita mudah-mudahan memberikan hasil manfaat di masa depan,” serunya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno menerangkan, dibandingkan pada tahun sebelumnya, kasus HIV mengalami peningkatan.

Terutama pada populasi kunci Laki Seks Laki (LSL) sebesar 98 kasus HIV, transgender sebesar 3 kasus HIV, pengguna narkoba suntik (Penasun) 2 kasus HIV, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) sebesar 3 kasus HIV dan ibu hamil sebesar 12 kasus HIV, serta pasien TB sebesar 112 kasus HIV.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan