Motif Polisi Tembak Polisi di Lampung Terungkap, Masalah Sepele Tersinggung di Grup WhatsApp

JABAREKSPRES.COM – Motif kasus polisi tembak polisi di Lampung akhirnya terungkap. Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Zahwani Pandra Arsyad menjelaskan motif dari pelaku melakukan tembakan hanya karena masalah sepele.

Kombes pandra mengungkap, dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa motif pembunuhan tersebut karena pelaku RSU tersinggung saat disebut belum membayar arisan di grup WhatsApp oleh korban.

Korban penembakan yang merupakan personel Polres Lampung Tengah Aipda Ahmad Karnain, akhirnya meregang nyawa saat Kanit Provos Polsek Way Pengubuan berinisial RS itu menembaknya dan sempat melakukan penganiayaan di rumah korban.

Pelaku diduga tersinggung dengan isi percakapan yang disampaikan korban melalui WhatsApp grup. Karena dibawa oleh banyak orang, karenanya pelaku merencanakan penembakan terhadap Aipda Ahmad Karnain.

“Motif karena tersinggung dengan pelaku yang mengatakan bahwa istri pelaku belum membayar Arisan,” kata Kombes Pandra.

Kapolres Lampung Tengah AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya mengungkapkan  kronologi kejadian penembakan tersebut.

Yakni saat korban melaksanakan piket malam, sang istri meminta korban untuk segera pulang karena sakit.

Mendapat kabar dari sang istri korban pun memutuskan untuk pulang. Setibanya di rumah, pelaku sengaja menghampiri, pada saat itu juga korban ditembak di depan rumah.

“Saat itu tersangka menembakan senjata dan menganiaya di bagian dada kiri korban,” ungkap kapolres.

Pemakaman Aipda Ahmad Karnain dilaksanakan secara kedinasan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Lampung Barat AKBP Heri Sugeng Priyanto.

Aipda Ahmad Karnain kebumikan di tempat pemakaman umum (TPU), Pekon Way Empulau Ulu, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat, sekitar pukul 19.50 WIB. Peristiwa ini meninggalkan luka yang mendalam bagi keluarga.

Kesedihan itu dirasakan salah satu keluarga almarhum Aipda Ahmad Karnain, Hasbir Yusron. Dia mengaku sampai saat ini pihak keluaraga masih terpukul. “Apa lagi beliau (Aipda Ahmad, red) meninggalkan istri dan dua anaknya yang masih sekolah,” lirihnya.

Korban adalah anak tertua dari lima bersaudara. Aipda dikenal orang bertanggungjawab dan tegas. “Kami minta agar pelaku dapat dihukum seberat-beratnya dan seadil-adilnya,” pungkasnya.

 

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan