SMA Negeri 1 Cicalengka Terapkan Kurikulum Merdeka pada Tahun Ajaran Baru 2022

CICALENGKA – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2022 untuk tingkat SMA sederajat di wilayah Jawa Barat tengah berlangsung. SMA Negeri 1 Cicalengka yang berlokasi di Desa Tenjolaya, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung akan menerapkan sistem pembelajaran kurikulum berbeda pada tahun ajaran baru 2022.

Humas SMA Negeri 1 Cicalengka, Tedi Gunawan menyampaikan, perbedaan kurikulum tersebut mengikuti anjuran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu sekolah merdeka.

“Sebelum pandemi, masih kurikulum biasa. Saat pandemi, kurikulum jadi darurat. Disederhanakan jumlah kompetensi dasarnya, penyederhanaan yang substansial saja,” ujar Tedi kepada Jabar Ekspres, Kamis (23/6).

Tedi menjelaskan, kurikulum darurat yang diterapkan SMA Negeri 1 Cicalengka saat pandemi Covid-19 masih mengacu pada kurikulum 2013. Namun Kompetensi Inti atau Kompetensi Dasar (KI/KD) yang disederhanakan.

“Belakangan namanya berubah jadi kurikulum prototipe, barangnya sama (kurikulum darurat). Jadi masih kurikulum 2013. Namun KI/KD yang disederhanakan,” ujar Tedi.

“Prototipe itu untuk menanggulangi kekosongan akibat tidak belajar, karena tidak mungkin misalkan dalam 1 tahun ada 100 materi yang harus diajarkan, karena tidak tatap muka maka tidak akan sampai, makanya disederhanakan,” tambahnya.

Diterangkan Tedi, untuk saat ini setelah diterapkannya kurikulum prototipe, diganti lagi dengan menerapkan kurikulum merdeka.

“Kurikulum merdeka ini diterapkan di sejumlah sekolah penggerak untuk uji cobanya,” ucap Tedi.

“Itu hanya terbatas beberapa sekolah saja dan mereka dapat bantuan dari pemerintah untuk melaksanakan kurikulum penggerak (merdeka),” lanjutnya.

Tedi mengatakan, untuk sementara ini SMA Negeri 1 Cicalengka masih menerapkan sistem kurikulum 2013.

“Setelah kurikulum merdeka ini diterapkan, pemerintah memilih 3 opsi kepada setiap sekolah. Ada kurikulum mandiri belajar, kurikukum mandiri berubah dan ada disebut kurikulum mandiri berbagi,” imbuhnya.

Tedi memaparkan perbedaan 3 opsi tersebut, untuk kurikulum mandiri belajar penerapannya masih mengacu pada kurikulum 2013 dengan KI/KD kurikulum prototipe. Namun ditambahkan karakter kurikulum merdeka.

“Ciri khas kurikulum merdeka yang ditambahkan itu ada kegiatan projek. Jadi planning dibuat dengan kolaborasi berbagai guru mata pelajaran. Nanti mereka membuat tugas projek yang dikerjakan oleh siswa secara berkelompok,” papar Tedi.

“Berbasis masalah untuk menghasilkan temuan (solusi). Kalau mahasiswa S1 itu sikripsi ini (SMA) menghasilkan karya tulis, dengan porsi dalam 1 tahun minimal membuat 3 (karya tulis),” lanjutnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan