BANDUNG – Saat ini kasus aktif Covid-19 di Kota Bandung sudah menembus angka 11.634 jiwa per tanggal 3 Maret 2022 ini.
Di setiap harinya tercatat selalu ada laporan penambahan kasus baru Covid-19 di Kota Bandung yang disampaikan oleh Satgas.
Per 3 Maret 2022 saja, ditemukan 211 kasus baru di Kota Bandung sesuai laporan dari Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung.
Data soal temuan kasus baru itu pun secara resmi dipublikasikan Satgas Penanganan Covid-19 di laman covid19.bandung.go.id.
Lalu bagaimana sebarannya di tiap Kecamatan? Ini dia 10 Kecamatan penyumbang kasus aktif Covid-19 tertinggi di Kota Bandung.
Kecamatan Antapani tercatat memiliki kasus konfirmasi aktif Covid-19 tertinggi di Kota Bandung yakni sebanyak 653 jiwa.
Posisi selanjutnya ada Kecamatan Coblong 616 jiwa, lalu disusul Kecamatan Sukajadi 614 jiwa, dan Kecamatan Buahbatu 519 jiwa.
Urutan berikutnya ada Kecamatan Arcamanik 495 jiwa, Kecamatan Kiaracondong 486 jiwa, lalu Kecamatan Rancasari 477 jiwa.
Kemudian di Kecamatan Cicendo 467 jiwa, di Kecamatan Lengkong sebanyak 466 jiwa, dan Kecamatan Andir sebanyak 461 jiwa.
Dikutip dari laman tersebut, pada awal bulan Maret ini tak hanya kasus aktif baru yang bertambah akan tetapi kasus meninggal pun ikut naik.
Ada sebanyak 3 kasus meninggal dunia karena infeksi Covid-19 yang terlaporkan di wilayah ibukota Jawa Barat per 3 Maret 2022.
Dengan adanya laporan teranyar tersebut secara akumulasi total konfirmasi yang meninggal di Kota Bandung kini menjadi 1.451 jiwa.
Di tengah kasus baru dan meninggal yang bertambah, turut dilaporkan bila konfirmasi sembuh dari infeksi Covid-19 pun ikut mengalami kenaikan.
Konfirmasi sembuh bertambah sebanyak 1.076 jiwa. Dengan adanya laporan itu secara keseluruhan total warga sembuh dari infeksi virus di Kota Bandung sudah sebanyak 57.493 jiwa.
Selanjutnya, untuk kategori suspek ada sebanyak 3 kasus baru yang berstatus suspek dipantau. Sementara untuk discarded tidak ada penambahan per 3 Maret 2022.
Lalu, untuk kategori kontak erat tercatat nihil atau tidak ada. Baik itu untuk kontak erat dipantau karena Covid-19 maupun berstatus discarded.
Sebagai informasi, suspek orang yang bergejala batuk pilek, demam atau sakit tenggorokkan yang punya riwayat perjalanan ke wilayah penyebaran virus dan memiliki riwayat kontak dengan penderita.