IGD Bakal Diubah Jadi Ruang Isolasi Covid-19, Ini Tujuannya

JAKARTA – Instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit Jakarta diubah menjadi ruang isolasi COVID-19. Ini dilakukan demi menambah kapasitas tempat tidur.

“Kita mengubah semua kamar IGD menjadi kamar isolasi. Sehingga perawatan pasien COVID-19 bisa dilakukan di sana,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin di Jakarta, Jumat (25/6).

Menurutnya, untuk layanan IGD rumah sakit akan dilakukan di tenda yang didirikan di luar rumah sakit.

“Kita memutuskan membangun tenda di luar RS supaya yang ingin dicek masuknya di sana. Tidak masuk ke IGD. Karena IGD dipakai untuk tambahan tempat tidur. BNPB membantu untuk menambah tenda-tenda,” jelas Budi.

Selain mengubah fungsi IGD di rumah sakit, pemerintah juga memutuskan untuk mengonversi tiga rumah sakit besar pemerintah.

Yakni Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati, Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso dan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan untuk menjadi rumah sakit yang 100 persen menangani COVID-19.

“Jadi ada ratusan tempat tidur lengkap dengan peralatan, lengkap dengan dokter-dokter berpengalaman, lengkap dengan perawat yang berpengalaman untuk menangani pasien di DKI Jakarta. Diharapkan minggu ini konversi tersebut bisa selesai. Sehingga bisa menambah kapasitas menangani warga Jakarta,” ungkap Budi.

Strategi ketiga adalah menambah tempat isolasi di Rusun Nagrak dan Pasar Rumput.

“Wisma Atlet yang tadinya kapasitas 5.994 sudah dinaikkan sampai level 7.000. Tapi karena kasus semakin naik, juga makin penuh. Sehingga kita sudah menambah 2 tempat isolasi baru. Yakni pasar rumput dan di Nagrak,” terangnya.

Penambahan dua lokasi isolasi tersebut akan menambah sekitar 7.000 tempat tidur baru untuk penanganan COVID-19. Di Nagrak ada 4 tower yang bisa isi 4.000 tempat tidur.

Sedangkan di Pasar Rumput kapasitas isolasi sekitar 3.000. Sehingga total ada 7.000 tempat tidur tambahan.

Pemerintah juga berencana memindahkan Orang Tanpa Gejala (OTG) dan pasien bergejala ringan ke rusun Nagrak dan Pasar Rumput.

“Sehingga Wisma Atlet yang fasilitasnya lebih lama bisa diupgrade’ untuk pasien yang kondisi menengah. Yang berat tetap ke rumah sakit,” tukasnya. (rh/fin)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan