JABAR EKSPRES – Semangat gerakan literasi di Kota Banjar, Jawa Barat, terus menunjukkan geliat dan perkembangan yang signifikan. Getaran positif ini salah satunya terpancar dalam acara Seminar Publik Peningkatan Kapasitas Pegiat Literasi yang digelar oleh Ruang Baca Komunitas (RBK).
Kegiatan yang berlangsung khidmat di Aula STIT Muhammadiyah Banjar ini turut mendapatkan dukungan penuh dari Badan Bahasa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Republik Indonesia, menandakan perhatian serius terhadap pengembangan dunia baca-tulis di tingkat akar rumput.
Sekretaris RBK Ivan Mahendrawanto memaparkan bahwa seminar ini merupakan rangkaian dan kelanjutan dari program sebelumnya, yaitu Lokakarya Penulisan Kreatif. “Alhamdulillah, dari lokakarya itu telah terhimpun sebuah karya nyata berupa buku antologi para pegiat literasi dengan judul ‘Kawula Muda Menatap Indonesia’. Buku inilah yang hari ini akan kami luncurkan secara resmi dan dibedah dalam seminar publik ini,” jelas Ivan.
Baca Juga:Buka Suara Isu OTT, Wawalkot Tegaskan hanya Sebagai SaksiDugaan Penyalahgunaan Kewenangan di Lingkungan Pemkot, Wali Kota Bandung Buka Suara
Keberhasilan menghimpun tulisan dari berbagai pegiat ini dinilai sebagai capaian konkret dalam upaya membangun ekosistem menulis yang berkelanjutan.
Acara ini juga berhasil menarik perhatian berbagai pemangku kepentingan di bidang literasi. Tampak hadir perwakilan dari Camat Banjar, jajaran pimpinan STIT Muhammadiyah Banjar, Dinas Perpustakaan setempat, serta para pustakawan yang bertugas di desa dan kelurahan. Kehadiran mereka dilengkapi dengan partisipasi aktif dari penggiat Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM), perwakilan komunitas literasi dari kampus, pesantren, dan sekolah, menciptakan atmosfer kolaborasi yang hangat dan penuh sinergi.
Diskusi dalam seminar publik tersebut diperkaya dengan kehadiran sejumlah narasumber kompeten. Dr. (HC) Aan Alamsyah, S.Pd., S.T., M.Pd.I, yang merupakan dosen STIT Muhammadiyah Banjar, membawakan pemaparan mendalam seputar membangun ekosistem kepenulisan yang sehat, baik di lingkungan kampus maupun masyarakat luas. Sementara itu, Alfi Mauluddin, ST., MM, selaku Direktur Desa Bahasa Banjar, berbagi wawasan mengenai pentingnya kreasi dan inovasi bagi para pegiat literasi.
Ia menyoroti perbandingan dengan budaya literasi yang telah mengakar di sejumlah negara maju seperti Jepang, Australia, dan negara-negara Eropa.
