214 Orang Diduga Keracunan MBG, Pemkot Bogor Tetapkan Status KLB: BGN Tingkatkan Uji Organoleptik

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Kepala BGN, Dadan Hindayana. (Yudha Prananda / Jabar Ekspres)
Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim bersama Kepala BGN, Dadan Hindayana. (Yudha Prananda / Jabar Ekspres)
0 Komentar

JABAR EKSPRES – Sebanyak 214 orang dilaporkan menjadi korban keracunan makanan usai menyantap menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) berlokasi di Sekolah Bosowa Bina Insani, Sukadamai, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor mencatat jumlah tersebut terhitung sejak pertama kali dilaporkannya kejadian yakni Rabu (7/5) hingga Sabtu (10/5).

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyebut atas kejadian itu Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB).

Baca Juga:Walhi Soroti Lemahnya Pengelolaan Sampah Pasar di BandungPameran ā€œSenang Bersamamuā€ Buka Lembaran Baru Bale Paragon di Bandung

Pihaknya bersama Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan penanganan dugaan keracunan makanan tersebut terus berjalan. Kepastian itu ditegaskannya, bersama Kepala BGN, Dadan Hindayana, saat menjenguk siswa yang dirawat di RSUD) Kota Bogor, Sabtu (10/5) malam.

“Penanggulangan KLB adalah upaya yang dilakukan untuk menangani penderita, mencegah perluasan, dan mencegah timbulnya penderita baru pada suatu KLB yang sedang terjadi,” kata Dedie A. Rachim dikutip Senin (12/5).

Ia menuturkan, adapun upaya yang dilakukan mencakup berbagai tindakan, mulai dari pengobatan dan pencegahan hingga penyelidikan epidemiologi dan kesiapsiagaan.

“Kita pastikan mereka yang terkena dampak ini, biaya medisnya ditanggung Pemkot Bogor,” tegas Dedie.

Selain itu, untuk memastikan dugaan keracunan, Pemkot Bogor juga akan memeriksa asal muasal kejadian tersebut, apakah bersumber dari SPPG atau dari sumber lain.

Dedie menjelaskan, Dinkes Kota Bogor juga telah melakukan penyelidikan epidemiologi (PE) lanjutan pada 13 sekolah bersama puskesmas dan berkoordinasi dengan rumah sakit, serta Labkesda untuk pemeriksaan sampel muntahan pasien, pengambilan sampel air minum isi ulang sebanyak 2 liter, sampel usap tray sebanyak 1 buah, sampel usap wadah makanan sebanyak 1 buah, dan sampel usap dubur penjamah makanan sebanyak 2 orang.

“Insya Allah besok sudah ada hasilnya (pemeriksaan laboratorium), dan kita akan diskusikan dengan BGN. Yang pasti, kita ingin anak-anak tetap senang dan tetap bahagia menerima langsung MBG ini tanpa ada ketakutan, tanpa ada ragu-ragu lagi,” tutur dia.

0 Komentar