JABAR EKSPRES – Di tengah ketidakstabilan ekonomi global dan maraknya penutupan gerai ritel, pemerintah tetap menyuarakan optimisme terhadap masa depan sektor ritel Indonesia.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) meyakini bahwa industri ritel nasional masih memiliki peluang pertumbuhan yang positif secara moderat.
“Kami optimis sektor ritel Indonesia akan mengalami pertumbuhan yang positif secara moderat,” ujar Direktur Bina Usaha Perdagangan Kemendag Septo Soepriyatno.
Menurut Septo, kunci untuk mempertahankan laju pertumbuhan sektor ini adalah kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, serta sektor swasta.
Upaya meningkatkan daya beli masyarakat menjadi salah satu prioritas utama, di samping evaluasi regulasi distribusi barang, baik secara konvensional maupun melalui sistem perdagangan elektronik (PSME).
BACA JUGA: Meriahkan The Runway 2025, 32 Desainer Indonesia Siap Bersaing di Kancah Global
Kemendag juga berencana melakukan pertemuan rutin dengan para pelaku usaha untuk membahas tantangan dan peluang yang dihadapi.
Hal itu sekaligus memberikan pendampingan berbasis data agar mereka dapat lebih siap menghadapi transisi ke ekosistem digital yang semakin dominan.
Namun di sisi lain, fenomena tutupnya sejumlah gerai ritel, terutama di wilayah perkotaan, tidak bisa diabaikan.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budihardjo Iduansjah, menilai beban operasional yang tinggi serta kesulitan bersaing dengan pemain ritel besar menjadi penyebab utama.
“Karena satu, mungkin costing-nya besar. Misalnya tokonya cuma 10. Tidak bisa bersaing dengan yang tokonya banyak,”
Tak hanya itu, perubahan perilaku konsumen yang kini lebih memilih berbelanja secara online juga menambah tekanan bagi peritel konvensional.
BACA JUGA: Ini Sejumlah Keunggulan POCO F7 yang Diharapkan Ada Padanya, Segera Rilis Global!
Meski demikian, Budihardjo tetap melihat prospek industri ritel Indonesia secara keseluruhan masih cerah.
Populasi yang besar mencapai 270 juta jiwa menjadi kekuatan pasar domestik yang tak bisa diabaikan. Selain itu, peluang ekspor turut memberikan harapan baru bagi pertumbuhan sektor ini.
Berdasarkan proyeksi Hippindo, pertumbuhan ritel akan bervariasi tergantung pada segmennya.
Untuk produk personal care, pertumbuhan bisa mencapai 10 persen, terutama didorong oleh penjualan online. Sedangkan segmen minimarket diperkirakan tumbuh sekitar 8–9 persen.