JABAR EKSPRES – Kebijakan pendidikan militer bagi anak nakal yang akan diberlakukan Dedi Mulyadi menuai respon dari berbagai pihak, salah satunya Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Cecep Darmawan.
Menurutnya, kebijakan itu perlu dikaji dengan matang, karena TNI tidak serta merta obat dari segala masalah, khususnya di bidang pendidikan.
Ia menuturkan, masalah dalam dunia pendidikan perlu dicari akar masalahnya, kemudian solusinya tidak langsung dilimpahkan pada institusi lain, apalagi pendidikan militer yang cenderung memiliki konsep berbeda pada pendidikan umumnya.
Cecep menerangkan, pendidikan anak itu menyesuaikan dengan karakternya. Sementara dalam dunia militer setiap anggota akan disamaratakan tanpa memandang karakter serta psikologis.
BACA JUGA: Gapensi Kabupaten Bogor Gelar Mukercab IX, Sinergi dan Inovasi Menuju Konstruksi Gemilang
Di sekolah, anak-anak dididik untuk berfikir sosial sebagai masyarakat sipil bukan untuk berfikir secara militer. “Anak nakal kan tidak bisa diseragamkan masalahnya, TNI itu bukan obat segala masalah,” terangnya.
Menurut Cecep, Gubernur Jabar Dedi Mulyadi juga perlu memperjelas konsep pendidikan di barak militer yang akan diterapkannya itu. Tujuannya agar tidak menimbulkan multi tafsir juga di masyarakat.
“Apakah itu wajib militer atau maksudnya seperti pendidikan pendahuluan bela negara,” cetusnya.
Cecep berpendapat, kalau konsepnya pendidikan pendahuluan bela negara sebagaimana yang diterapkan di kampus, ia cenderung setuju. Karena itu juga amanat dari undang-undang.
BACA JUGA: Pemprov Usulkan Raperda Pertambangan, Wakil Gubernur Jabar: Perlu Diatur dengan Benar!
Malah jika konsepnya demikian, ia mendukung untuk diterapkan ke seluruh siswa, bukan hanya anak nakal.(son)