Tantangan Berat Menanti Bupati dan Wabup Bandung Barat Terpilih

JABAR EKSPRES – Pelantikan bupati dan wakil bupati di Kabupaten Bandung Barat (KBB) bakal menjadi momen penting dalam setiap siklus pergantian pemimpin pemerintahan.

Pergantian kepemimpinan itu diharapkan membawa perubahan positif terutama bagi tata kelola pemerintahan, pelayanan publik, dan pembangunan daerah. Akan tetapi kerap muncul sebuah pertanyaan, apakah birokrasi daerah mampu berbenah seiring dengan pergantian kepemimpinan. Atau justru mereka melulu seperti itu saja.

Seperti hal yang diungkapkan oleh Pengamat Politik Universitas Jenderal Achmad Yani (Unjani) Arlan Siddha. Dirinya menyebut, tantangan berat bakal dihadapi Bupati dan Wabup Bandung Barat terpilih seusai mereka dilantik.

Sebab, Bupati dan Wabup Bandung Barat terpilih yakni, Jeje Ritchie Ismail-Asep Ismail bakal langsung dihadapkan dengan berbagai tantangan dalam 100 hari pertama menjabat.

BACA JUGA:Resmi Jadi Bupati Bandung Barat, Jeje Siap Tancap Gas Program 100 Hari Kerja

“Ada beberapa tantangan yang memang harus diselesaikan oleh Jeje-Asep. Pertama terkait janji politik,” ujar Arlan, Selasa (11/2/2025).

Menurutnya, pasangan yang telah resmi ditetapkan sebagai bupati dan wakil bupati Bandung Barat terpilih ini, akan dihadapkan pada ekspektasi besar mulai dari masyarakat Kabupaten Bandung Barat, maupun dari dalam pemerintahan itu sendiri.

“Tentu mereka sudah bisa memisahkan mana jangka pendek mana jangka panjang,” katanya.

Ia menambahkan, keduanya tentu tidak akan mudah merealisasikan sejumlah janji politik kepada masyarakat Kabupaten Bandung Barat. “Walaupun kita lihat tidak ada janji politik yang bisa direalisasikan dalam waktu 100 hari. Tapi paling tidak progres menuju janji-janji politik mereka,” katanya.

BACA JUGA:Pj Bupati Bandung Barat Pastikan PKG Berjalan Lancar di 32 Puskesmas, Ini Katanya!

Selain tantangan merealisasikan program 100 hari kerja, dikatakan Arlan, Jeje dan Asep pun harus intens berkomunikasi secara langsung dengan masyarakat. Hal itu perlu dilakukan untuk menyerap semua aspirasi mereka, sehingga tergambar apa yang harus dikerjakan dalam waktu dekat.

“Tantangan kedua, bagaimana Jeje bisa cepat beradaptasi dengan suasana goverment. Bagaimana bisa memahami dan mengetahui program-program yang dijalankan atau evaluasi, sebelum Jeje memiliki hak prerogatif yang menentukan kebijakan birokrasi,” katanya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan