Mentan Puji Pompanisasi di Sumedang dan Minta Jadi Contoh

JABAR EKSPRES – Pelaksana harian (Plh) Pj Bupati Sumedang Tuti Ruswati mendampingi Menteri Pertanian (Mentan) Indonesia Andi Amran Sulaiman meninjau pompanisasi di areal pesawahan Desa Marongge. Kecamatan Tomo, Jumat (5/4/2024).

Areal sawah di Desa Marongge merupakan sawah tadah hujan yang hanya bisa panen satu kali selama setahun. Dengan pompanisasi dari Sungai Cilutung diharapkan bisa panen tiga sampai empat kali dalam setahun. Pompanisasi dari Sungai Cilutung bisa mengalirkan air 20 liter per detik untuk mengairi 51,6 hektare sawah di Desa Marongge. “Dengan pompanisasi ini diharapkan bisa panen menjadi empat kali dalam setahun,” kata Plh Pj Bupati Tuti.

Tuti bersyukur, Sumedang mendapat bantuan pompanisasi dari Kementerian Pertanian yang bisa meningkatkan produksi pangan dan membantu para petani. “Pak Mentan akan memberikan pompanisasi sebanyak dibutuhkan. Kami juga mengusulkan pompanisasi untuk areal pesawahan di Ujungjaya yang sawahnya tadah hujan dan kawasan agroteknologi dan agribisnis ,” kata Tuti.

Saat kunjungan ke Sumedang, Mentan menyerahkan bantuan Rp 7,06 miliar untuk Sumedang. Bantuan itu berupa benih padi senilai Rp 2,02 miliar untuk 5.945 hektare, benih jagung untuk 5.131 hektare senilai Rp 4,61 miliar dan satu unit mesin perontok padi senilai senilai Rp 430 juta.

Sementara itu, Mentan Andi Amran Sulaiman mengatakan pompanisasi untuk meningkatkan produksi pertanian. “Saya mengecek pompanisasi di Sumedang yang sudah berjalan dengan baik. Turun ke lapangan untuk mengecek memastikan contoh bangunan pompa,” kata Mentan Andi Amran.

Menurutnya, pompanisasi di SUmedang merupakan contoh pompanisasi terbaik yang dikunjungi. “Ini cara pasang pompanya dan terbaik hasilnya selama kami keliling. Kami minta kepada seluruh jajaran Kementan pemasangan pompa di Sumedang menjadi contoh di seluruh Indonesia ini yang benar,” ujarnya.

Mentan menyebutkan, potensi sawah di Jawa Barat seluas 343 ribu hektare. Maka jika 300 ribu hektar bisa diairi, maka akan meningkatkan produktivitas padi hingga 200 persen, dan nilainya mencapai Rp 15 triliun. Bisa dibayangkan kalau Rp 15 triliun ini bergerak maka akan ada multiflayer efek, ekonomi bergerak di tingkat desa dan menjadi kebahagian petani,” kata Mentan Andi Amran. [*]

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan