Maraknya Kejahatan Digital, Polisi Ingatkan Masyarakat Waspada Kejahatan Teknologi

JABAR EKSPRES – Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro menyampaikan, bahwa kejahatan masa kini telah beralih dari serangan psikologis berpindah ke teknologi dan hal tersebut mempengaruhi tugas kepolisian.

“Kejahatan dulu itu secara psikologis, kalau sekarang kejahatan modelnya dengan teknologi. Teknologi mempengaruhi tugas-tugas Kepolisian,” ungkap Susatyo dalam keterangan pers yang disampaikan di Jakarta Sabtu (20/1/2024), dikutip dari antara news.

Dalam imbauannya pada masyarakat, pihak Kapolres menekankan bahwa kejahatan teknologi atau “cyber crime” saat ini marak digunakan menjelang Pemilu 2024.

Susatyo lebih lagi mengatakan bahwa terdapat oknum yang memiliki ratusan akun palsu yang digunakan untuk meretas hingga 800 akun menyebarkan berita bohong (hoax).

BACA JUGA: Bambang Hidayah Ajak Milenial Gunakan Hak Pilih Dengan Baik

“Terkait dunia “cyber” menjelang pemilu, ada pelaku memiliki akun palsu sampai 200. Dia bisa meng-‘hack’ hingga 800 akun,” jelasnya.

Modus yang dilakukan oleh pelaku kejahatan cyber crime ini yakni dengan menggunakan akun anonim, semi anonim, hingga akun nyata dengan cara masuk ke sejumlah grup aplikasi perpesanan untuk menyebarkan “hoax”.

Karena hal tersebut, ia mengimbau masyarakat untuk menggunakan media sosial dengan bijak, serta menyaring kebenaran informasi yang didapatkan dan melihat sumber dari informasi tersebut. Ia juga menambahkan untuk tidak terpancing oleh informasi atau berita yang disebarkan oleh “buzzer” atau pendengung.

Selain itu, ia meminta masyarakat agar dapat menyikapi perbedaan politik dengan kepala dingin serta menganggap perbedaan itu suatu hal yang wajar agar kesatuan bangsa tidak terpecah belah.

Adapun kejahatan teknologi lain yang juga sedang marak, yakni penggunaan pinjaman online atau pinjol. Karena itu, ia meminta masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berbelanja online sehingga tidak terjerat pinjol.

Kapolres pun menyinggung mengenai ajakan tawuran yang bermula dari media sosial. Selain pengaruh media sosial, narkoba juga berperan besar pada tawuran.

BACA JUGA: Ema Minta ASN Pemkot Jaga Netralitas Jelang Kampanye Akbar Pemilu 2024

“Pelaku tawuran kita cek urine dan ternyata sebagian positif. Penggunaan narkoba sangat sensitif sehingga menjadi salah satu penyebab tawuran,” tuturnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan