JABAR EKSPRES – Belum lama ini sejumlah daerah di wilayah Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengalami musibah luapan air, termasuk yang dialami warga Kabupaten Bandung.
Di tengah musim penghujan, Wahana Lingkungan Indonesia (Walhi) Jabar menyoroti kejadian yang terjadi, agar dievaluasi secara komperhensif oleh semua pihak khususnya pemerintah.
Direktur Eksekutif Walhi Jabar, Wahyudin Iwang mengatakan, hal tersebut menjadi penting agar kita semua tidak hanya menyalahkan faktor alam semata.
“Lagi-lagi intensitas hujan yang disertai angin selalu menjadi salah satu keseimpulan sebab akibat bencana terjadi di semua wilayah,” kata Iwang kepada Jabar Ekspres, Senin (15/1).
Menurutnya, meski secara umum hujan yang lebat serta dalam kondisi lama masuk pada bagiannya, namum perlu diketahui bahwa wilayah Provinsi Jabar dari tahun ke tahunnya, telah mengalami deforestasi dan degradasi kawasan hutan yang signifikan.
BACA JUGA: Walhi Jabar Kembali Soroti Permasalahan Sampah di Parongpong yang Tak Kunjung Usai
Dijelaskan Iwang, akibatnya bentang alam yang berubah disebabkan alih fungsi kawasan yang berlebihan, baik di pedesaan hingga di daerah urban yang semakin memberikan dampak buruk terhadap keberlangsungan lingkungan.
Melansir pada data yang terhimpun di situs Open Data Jabar, pada 2022 terdapat seluas 907.683,68 hektare lahan kritis di Jawa Barat.
“Malah kami menduga jumlah luasan lahan kritis tersebut semakin tahun semakin terus bertambah, seiring dengan intervensi berbagai kegiatan yang salah satunya rencana-rencana kegiatan infrastruktur serta pembangunan,” jelasnya.
Iwang menerangkan, maraknya pembangunan yang dimaksud tak hanya proferti, tapi juga pertambangan serta banyaknya perizinan wisata alam di Jawa Barat, semakin tidak dapat terhindarkan hingga tahun ini.
“Baik yang eksisting maupun yang sedang terus dipaksakan dijalankan dan dibangun,” terangnya.
Iwang mengungkapkan, jika diurai lahan kritis yang terdapat di Bandung Raya, seperti Kabupaten Bandung terdapat seluas 46.678,84 hektare dengan status sangat kritis.
“Gak hanya itu, di Kabupaten Bandung Barat terdapat seluas 53.018,62 hektare, Kota Bandung 837,42 hektare dan Kota Cimahi terdapat seluas 616,03 hektare, yang mana masing-masing statusnya dalam kondisi sangat kritis,” ungkapnya.
Iwang menyampaikan, pihak Walhi Jabar menilai jumlah luasan tersebut diduga angkanya semakin bertambah memasuki 2024 ini.