Kampanye Digital Bisa Meminimalisir Kecurangan

JABAR EKSPRES – Menjelang pesta demokrasi yang akan diselenggarakan beberapa bulan ke depan, kian hari sudah bisa terasa menghangat. Bahkan, cenderung memanas. Beberapa simbol politik atau tokoh idolanya makin sering terlihat di beberapa media.

Namun bersamaan dengan memanasnya kondisi politik, dirasakan juga panas oleh masyarakat perkotaan yang risih dengan beberapa alat peraga kampanye yang berceceran, tidak teratur dan ada beberapa juga yang dianggap melanggar aturan.

Hal tersebut dirasakan oleh warga Kecamatan Sukajadi, Kota Bandung, Hasan Asyari, yang tak nyaman ketika melihat baliho yang terpasang di Bandung.

“Tentu risih, apalagi kan jika nanti setelah tidak terpakai. Semua yang terpasang itu akan menjadi sampah, dan berdampak buruk pada lingkungan. Terlebih, hari ini masalah sampah juga bisa terselesaikan,” tegas Hasan saat ditemui, Rabu, 13 Desember 2023.

Hasan berpendapat, bahwa hari ini masyarakat mungkin akan lebih memperhatikan isu politik di sosial media. Karena aktivitas yang sudah lebih dominan di dunia digital.

BACA JUGA: DLH Beberkan Bahaya Tancap APK dengan Paku di Pohon

Pengamat digital sekaligus akademisi UIN Bandung, Ridwan Rustandi, juga merespon akan isu tersebut. Berkaitan dengan efektivitas media sosial sebagai salah satu sarana kampanye, hari ini sudah tidak bisa menutup mata.

Karena bagaimana pun, media sosial itu menjadi platform komunikasi digital yang populer dan banyak diminati oleh hampir sebagian besar kalangan masyarakat.

“Kalau kita merujuk pada data setiap tahunnya, pengguna media sosial itu kan semakin bertambah. Termasuk juga semakin bertambah juga platform-platform media sosial yang semakin variatif setiap tahunnya,” ujar Ridwan saat ditemui, Rabu, 13 Desember 2023.

Ridwan menyatakan, jika merujuk pada salah satu pandangan dari John Hartley, bahwa media sosial itu menjadi tempat di mana industri konten diciptakan untuk menarik masa dalam jumlah yang sangat besar.

“Artinya kalau kita dikaitkan untuk kepentingan politik, media sosial bisa menjadi salah satu sarana kampanye digital yang cukup efektif,” tegasnya.

Jika dikaitkan dengan tipologi pemilih hari ini, di mana berdasarkan sensus penduduk di Indonesia tahun 2020 itu kan hampir 65% pemilih Indonesia masuk kategori generasi Y dan Z yang sangat akrab dan intim dengan media sosial.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan