Beras dan Cabai Masih Mahal, Tapi Pemda KBB Klaim IPH Turun

JABAR EKSPRES – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bandung Barat mengeklaim Indeks Perkembangan Harga (IPH) di wilayahnya turun signifikan pada pekan pertama Desember 2023.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) RI mencatat di Pulau Jawa, Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu daerah tertinggi IPH. Pasalnya menyentuh di angka 4,89 persen, pada periode minggu ketiga November 2023.

Pemkab Bandung Barat mengeklaim IPH telah turun drastis ke angka minus 6,24 persen, pada awal bulan Desember 2023. Meski begitu, harga komoditas bahan pokok seperti beras, cabai, dan bawang merah masih meroket di pasaran.

Pantauan Jabarekspres di Pasar Tagog Padalarang, harga beras paling rendah Rp13.000 dan paling tinggi mencapai Rp14.500 per kilogram. Padahal, hari-hari biasa harganya kerap dibawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yakni Rp11 ribu per kilogram.

“Naiknya harga beras dan belum turun membuat pembelian turun drastis,” jelas Iwan salah satu distributor besar di Pasar Tagog Padalarang, Rabu, 13 Desember 2023.

BACA JUGA: Antisipasi Penurunan Lahan, DPKP KBB Lakukan Kajian di Dua Kecamatan Wilayah Selatan

Selain tak kunjung turun, Iwan mengaku adanya program beras murah yang digencarkan Pemda Bandung Barat, membuat masyarakat menengah ke bawah jarang beli beras ke pasar.

“Sudah harga naik ada bantuan beras bagi masyarakat, jadi pembelian beras ke kita makin sepi,” paparnya.

Menurutnya, kenaikan beras mulai terasa sejak 2 bulan terakhir. Disebabkan gagal panen dan musim kemarau panjang di beberapa daerah penghasil beras seperti Indramayu dan Karawang. Kondisi itu menyebabkan pasokan dan stok beras untuk penjualan menjadi berkurang.

“Saya bawa dari Indramayu. Di sana kekeringan dan gagal panen. Jadi pasokan beras dari sana turun gak seperti panen raya,” papar Iwan.

Kenaikan harga beras tahun ini terasa lebih parah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, selain lonjakan harga cukup signifikan, kenaikan tahun ini dibarengi penurun stok dari distributor.

“Saya ingat kenaikan terakhir terjadi tahun 2021. Tapi itu gak seberapa karena stok berasarnya masih ada dari petani. Kalau sekarang di petaninya juga mulai sulit,” jelas Iwan.

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Kematian Ikan di Waduk Saguling Akibat Fenomena Upwelling

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan