Segudang Solusi Masalah Pertanian Jabar, dari Digital hingga Finansial

BANDUNG, JABAR EKSPRES – Pengamat Ekonomi Universitas Pasundan, Acuviarta Kartabi, turut memberi solusi segudang permasalahan pertanian di Jabar. Menurutnya, butuh keberpihakan dan keseriusan kebijakan dari pemerintah untuk mendongkrak sektor pertanian.

Acuviarta menguraikan, masalah pertama petani adalah dari sisi finansial. Sejauh ini dukungan finansial terhadap petani cukup terbatas. Tidak banyak pihak perbankan yang mau mengkucurkan kredit kepada kaum petani. Alasannya karena terlalu beresiko.

Pihak perbankan lebih tertarik untuk memberikan kredit ke usaha yang tidak beresiko tinggi. “Menurut kami resiko tidak tinggi juga. Bank lebih suka zona nyaman. Makanya ini butuh keberpihakan,” terangnya kepada Jabar Ekspres, Sabtu 9 Desember 2023.

BACA JUGA: Menakar Pertanian di Jabar yang Makin ‘SURAM’

Permasalahan berikutnya yang dialami petani adalah soal distribusi hasil panen. Selama ini petani cenderung mengandalkan pola distribusi klasik. Seperti memanfaatkan tengkulak.

Menurutnya, para petani ini perlu diberi sentuhan teknologi digital dalam upaya mendistribusikan hasil panen. Misalnya dengan adanya marketplace secara online yang dimanfaatkan langsung para petani. Tentu itu akan mendongkrak pendapatan petani. Tidak justru hasil panen dibeli murah para tengkulak.

Berikutnya yang tak kalah penting adalah informasi dan manajemen tanam. Selama ini petani hanya mengandalkan pengalaman untuk menentukan waktu tanam dan benih terbaik yang ditanam. Di sisi lain cuca saat ini makin tidak menentu.

BACA JUGA: Perda RTRW 2022-2042, Bentuk Komitmen Menjaga Lahan Pertanian

Untuk mengatai masalah itu, para petani perlu dibina dan diberi informasi terkait ketepatan bibit dan musim tanam yang tepat. Sehingga harga jual tidak anjlok saat musim panen. Peran itu dapat mengoptimalkan fungsi para ilmuan dan periset. Sehingga bisa memprediksi dan mengedukasi petani. “Mulai dari tanaman apa yang tepat untuk ditanam hingga waktu tanam yang tepat,” sambungnya.

Acuviarta menambahkan, saat ini ketepatan subsidi pupuk juga masih diragukan. Petani sering mengeluh pupuk yang langka dan mahal ketika dibutuhkan. “Belum ada sistem yang menentukan ketepatan subsidi pupuk,” urainya.

Menurut Acuviarta, sektor pertanian saat ini memang memilki segudang permasalahan. Namun bukan berarti tidak bisa dituntaskan. Persolan itu bisa tuntas dengan kebijakan yang fokus dan berpihak. “Tapi meman tidak instan,” pungkasnya. (son)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan