DPRD Jabar Sarankan Evaluasi Program Petani Milenial

BANDUNG – Sekretaris Komisi II DPRD Jabar, R. Yunandar Rukhiadi Eka Perwira turut merespon kondisi pertanian di Jabar. Ia mengakui bahwa kondisi pertanian di Jabar memang masih kalah dengan Jatim. Termasuk menyarankan Program Petani Milenial untuk dievaluasi.

Politikus PDI Perjuangan itu menguraikan, kondisi pertanian di Jabar memang belum sebanding dengan Jawa Timur. “Di sana (Jawa Timur.red) memang lebih maju dan berkembang,” katanya kepada Jabar Ekspres, Kamis 7 Desember 2023.

Yunandar menjelaskan, salah satu ukuran mudah menilai kondisi pertanian antara Jabar dan Jatim adalah dari sisi keberpihakan anggaran. Setiap tahun Dana Alokasi Khusus (DAK) yang digelontorkan ke Jatim bisa mencapai kisaran Rp250-300 miliar, sementara di Jabar hanya di kisaran Rp50 miliar.

Berikutnya, Yunandar menilai, pengembangan pertanian di Jabar tidak mengarah pada luasan pertanian tapi lebih pada intensifikasi. Makanya, terlihat dari data sensus pertanian 2023 bahwa Perusahaan Pertanian Berbadan Hukum (UPB) meningkat meski tidak banyak.

BACA JUGA: Menakar Pertanian di Jabar yang Makin ‘SURAM’

Dalam kesempatan itu, dia juga berpendapat bahwa Program Petani Milenial yang digaungkan Pemprov Jabar patut untuk dievaluasi. Dari sisi program, sebenarnya Petani Milenial bukanlah barang baru. Programnya selalu ada di Jabar, namun dengan nama dan kemasan yang berbeda. Termasuk di daerah lain.

Menurutnya, yang terpenting dari program itu adalah persoalan regenerasi petani. Tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan dan produktifitas dari keluarga petani. “Kuncinya itu perhatian pemerintah dalam melibatkan keluarga petani. Ukan justru orang baru yang jauh dari pemahaman di sektor pertanian,” tuturnya.

Bagi Yunandar, regenerasi petani akan lebih baik jika berkolaborasi antar sektor dalam meningkatkan kualitas pendidikan dari anak-anak petani. Dengan meningkatnya pendidikan kaum petani maka akan lebih gampang dan akrab dalam hal pemanfaatan teknologi pertanian. Sehingga akan berdampak positif pada pengembangan sektor pertanian. “Program Petani Milenial itu kurang tepat disebut petani, itu lebih tepat wira usaha pertanian. Karena banyak mengolah produk. Bukan penyuplai bahan pangan,” cetusnya.

BACA JUGA: Perda RTRW 2022-2042, Bentuk Komitmen Menjaga Lahan Pertanian

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan