Apa itu Sindrom Desember, Gejalanya Mirip Depresi Begini Cara Mencegahnya

JABAR EKSPRES – Istilah Sindrom Desember, atau December Syndrome terkait erat dengan rencana liburan dan pasaka liburan. Banyak juga yang menyebutnya dengan post Holiday Blues untuk paska liburannya.

Karenanya, untuk mencegah dan menghindari terjadinya sindrom desember, maka perlu dilakukan beberapa hal dari mulai sebelum liburan hingga setelah liburannya.

Sindrom Desember sering kali terjadi jika seseorang merasa kurang puas akan liburannya, sehingga dia merasa kembali ke rutinitas merupakan sebuah bencana dan tekanan.

Hal ini menimbulkan banyak dampak serius jika tidak ditanggulangi atau diatasi secepatnya, pasalnya akan bisa merusak mood atau semangatnya bekerja atau beraktifitas, juga bisa mempengaruhi produktifitas.

Padahal, adanya liburan sesungguhnya ditujukan agar seseorang bisa menghilangkan penatnya akan rutinitas harian, sehingga setelah liburan diharapkan dia menjadi lebih bersemangat lagi.

Sindrom Desember dari sisi psikologi bisa diibaratkan di mana otak masih belum bisa menerima kehilangan hal-hal yang menyenangkan selama liburan, dan masih berada dalam ‘mode istirahat’.

Bisa dikatakan kalau otak kita ‘kaget’ dan tidak siap untuk kembali ke rutinitas sehari-hari. Hal ini hampir sama seperti rasa malas yang biasa timbul setiap Hari Senin.

Gejala Sindrom Desember

Sindom Desember bisa juga disebut sebagai gangguan, karenanya ada beberapa gejala yang bisa dirasakan oleh penderitanya, dimana tanda-tandanya mirip dengan gejala depresi apda umumnya, diantaranya:

1. Sakit kepala
2. Insomnia (kesulitan tidur)
3. Gelisah
4. Penambahan atau penurunan berat badan
5. Agitasi atau aktivitas motorik berlebihan

Meski termasuk dalam gangguan kesehatan mental, namun sindrom desember ini bisa sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu yang tidak lama. Tergantung dari seberapa cepat individu menyadari gejalanya dan ingin menyembuhkannya.

Paling lama biasanya sampai seminggu, hingga otak benar-benar siap untuk memulai pekerjaan rutin. Namun ada beberapa langkah pencegahan yang akan membuat penyembuhan menjadi lebih cepat, dilansir dari laman kemekeu, diantaranya:

1. Istirahat

Salah satu penyebab utama Sindrom Desember adalah kebiasaan kita untuk mengisi waktu liburan sepenuh-penuhnya dengan aktivitas, mengakibatkan kurangnya istirahat.

Saat liburan, pikiran kita sedang berada kondisi senang sehingga lelahnya tubuh tidak terasa. Namun begitu liburan berakhir, rasa lelah tubuh kita berhasil mengejar dan terasa dua kali lipat lebih berat karena ditambah dengan kelelahan dari rutinitas kerja pada umumnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan