JABAR EKSPRES- Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Surawan, menyatakan tersangka penembakan Bripda Ignatius Dwi Frisco Sirage (Bripda IDF), sempat berusaha untuk melarikan diri setelah kejadian .
“Setelah kejadian penembakan, tersangka sempat mencoba melarikan diri dari asrama, tetapi dia berhasil ditangkap oleh rekan-rekannya,” kata Surawan dalam konferensi pers penanganan kasus tertembaknya Bripda IDF di Markas Kepolisian Resor Bogor, Jabar, pada hari Selasa.
Bripda IDF tewas tertembak akibat kelalaian dari seorang rekan kerjanya yang memperlihatkan senjata api rakitan ilegal di Rusun Polri, Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (23/7).
Dalam kasus ini, dua anggota Polri dari Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror, yaitu Bripda IMS dan Bripka IG, telah ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya dinyatakan melanggar kode etik dalam kategori pelanggaran berat serta tindak pidana Pasal 338 KUHP.
Baca juga: Keluarga Menduga Kematian Bripda Ignatius karena Pembunuhan Berencana
Surawan menjelaskan bahwa tersangka sempat berusaha untuk melarikan diri dari Rusun Polri, Cikeas, setelah kejadian penembakan Bripda IDF, tetapi akhirnya berhasil ditangkap oleh rekan-rekannya.
“Kami sedang menyelidiki bagaimana dia (tersangka) berencana untuk melarikan diri. Yang jelas, rencananya untuk melarikan diri sudah diketahui oleh keluarganya,” jelasnya.
Surawan menyatakan bahwa berdasarkan fakta-fakta yang ada, peristiwa tersebut terjadi akibat kelalaian yang dilakukan oleh tersangka sehingga menyebabkan senjata api meletus dan mengenai Bripda IDF.
Baca juga: Kronologi Kejadian Polisi Tembak Polisi, Sebelumnya Pesta Miras
Menurutnya, korban dan tersangka adalah anggota junior dan senior di Densus 88 Antiteror Polri dan memiliki hubungan yang baik.
“Dalam percakapan terakhir, tersangka mengeluarkan senjata dari tasnya dan berkata ‘saya punya senjata’, kemudian secara tidak sengaja menarik pelatuk,” papar Surawan.
Tersangka sudah membawa senjata di dalam tasnya ketika masuk ke kamar tempat Bripda IDF tertembak.
“Tidak ada niat jahat. Mungkin dia lupa untuk mengikuti SOP dan menempatkan senjata dalam tas, tetapi sudah terkokang. Ketika senjata diangkat, secara tidak sengaja pelatuk tertarik dan senjata meletus,” jelasnya.