3.186 Warga Terjangkit Sifilis, Ridwan Kamil Intruksikan Hal Ini ke Dinkes

BANDUNG – Gubenur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil memberikan respons serius terhadap merebaknya kasus seksual sifilis atau raja singa di Jabar.

Politikus Partai Golkar ini telah menginstruksikan Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar untuk segera melakukan screening kasus sifilis hingga ke level kecamatan.

Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk upaya pengendalian kasus sifilis di Jabar yang saat ini berjumlah 3.186 orang sepanjang periode 2018- 2022.

“Kasus raja singa ini perlu dilakukan screening sampai ke level kecamatan. Sehingga bisa dianalisa dan potensi untuk penurunannya,” kata Emil-sapaan akrabnya-Ridwan Kamil di Kantor Bappeda Jabar, Kota Bandung, Selasa 6 Juni 2023.

Selain dilakukan screening, Emil menyebut, pemerintah juga sudah menyalurkan obat-obatan untuk penyakit  sifilis kepada seluruh puskemas di 27 kabupaten dan kota.

Emil pun meminta masyarakat untuk menghindari pola gaya hidup yang dapat berpotensi menimbulkan penyakit seksual tersebut.

“Tidak hanya sifilis saja, penyakit yang berhubungan dengan seksual dan lain-lain, itu harus diwaspadai dan diimbau untuk selalu jernih dalam berkomunikasi, bersosialisasi di tengah masyarakat,” ucapnya.

Dengan itu, Emil mengimbau masyarakat untuk lebih mengedepankan kesehatan khususnya saat berinteraksi seksual.

“Penyakit bakteri sifilis ini memang ada pengaruhnya dengan cara berinteraksi seksual dan lain-lain. Sehingga masyarakat harus mengedepankan kesehatan paripurna untuk alat reproduksi, juga tingkat spiritualitas sebagai benteng moril dalam menjaga kita,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengungkapkan bawa penyebaran penyakit raja singa di Jabar meneduduki peringkat kedua secara nasional dengan jumlah kasus 3.186 orang periode 2018-2022.

Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Rochady menjelaskan, penyakit sifilis di Jabar iabarat fenomena gunung es.

“Penyakit sifilis di Jabar memang perlu diwaspadai, dan kita dapatkan data berdasarkan hasil pemeriksaan. Maka hasilnya sekira 3.000 kasus,” kata Rochady baru-baru ini. (san)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan