Ramadan! Bisnis Busana Muslim Menggeliat, Ada yang Kebanjiran Order hingga Omset Meroket

JABAR EKSPRES – Bisnis busana muslim semakin bergairah seiring meningkatnya animo masyarakat untuk berbelanja terlebih di bulan suci Ramadan ini.

Dimana sejumlah pengusaha  busana muslim di Cimahi kini merasakan jika pesanannya meningkat dratis dibandingkan biasnya.

Hal tersebut salah satunya dialami langsung Lia Nilan Dewi, yang merupakan seorang pengusaha busana muslim asal Jalan Margaluyu, RT 01/02, Kelurahan Cimahi, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Ibu rumah tangga berusia 50 tahun itu mengaku telah kebanjiran order busana muslim yang meningkat hingga 150 persen sejak dua bulan lalu hingga memasuki bulan Ramadan 2023 ini.

“Dua bulan sebelumnya udah rame yang mesen. Meningkatnya ada sampai 150 persen,” kata Lia saat ditemui pada Senin (27/3/2023).

Dia menerangan di bulan bulan biasanya dirinyanya hanya menerima pesanan baju muslim dengan brand lokal miliknya yang hanya sekitar 400 pcs setiap bulannya. Namun di dua bulan terakhir naik sebanyak 800 hingga1.000 pcs setiap bulannya.

Untuk omset sendiri, jika biasanya ia hanya mendapat sekitar Rp 100 juta lebih setiap bulan, maka memasuki bulan Ramadan bisa mencapai Rp 300 juta.

“Bajunya saya jual Rp 250-500 ribu per pcs. Jadi kalau puasa dan mau lebaran ini omset bisa mecapai Rp 250-300 juta setiap bulannya,” jelas Lia.

Dia mengatakan, penjualan fashion muslim itu dipastikan akan terus bertambah seiring masih dibukanya pesanan meskipun akan dibatasi untuk setiap modelnya.

“Sampai sekarang masih menerima pesanan, tapi kayanya akan dibatasi soalnya ada keterbatasan di bahan sama waktu takut enggak terkejar sampai lebaran,” ungkap perempuan yang memulai bisnis fashionya sejak 2016 itu.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan jika pemesanan bulan Ramadan setelah pandemi COVID-19 ini diakuinya menurun jika dibandingkan dengan sebelum adanya COVID-19. Dia mengaku bisa menjual hingga 2.000 pcs saat momen bulan suci ini.

“Kemudian setelah pandemi itu pasarnya jadi sulit terbaca, beda sama sebelumnya. Misalnya, trennya apa nih, biasanya saya langsung membacanya, tapi sekarang susah karena semakin banyak pesaing,” tutur Lia.

Sebelum memulai bisnis busana muslim, Lia pernah mencoba berkarir di berbagai bidang. Dari mulai bekerja di sebuah pabrik pupuk, toko ponsel dan usaha kuliner, hingga akhirnya merambah bidang konveksi yang ikut bersama kakaknya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan