Mutiara Hikmah, Belajar Menerima Takdir.

JABAR EKSPRES- Mungkin kamu sering merasa bingung dengan takdir hidup yang didapatkan, dan mungkin akan ada banyak sekali pertanyaan seputar takdir dalam diri mu. karena memang taakdir ini adalah sesuatu yang ambigu untuk dipecahkan. akhirnya kamu hanya perlu menerima dan ikhlas dalam setiap ketetapan yang Allah berikan. Apabila kau gembira ketika diberi karunia oleh-Nya dan kecewa saat ditolak oleh-Nya simpulkan bahwa itu adalah bukti dari kekanak-kanakanmu dan ketidaktulusan penghambaan mu.

seperti yang diucapkan oleh Ibnu Attailah “If when given something, Nju giving expands you, and  if when depried of something, the deprivation contracts you, then take that as proof of you immaturity and the insincetity of your servanthood”.

Dalam kehidupan, Allah telah menentukan beberapa keputusan, ada yang dirasa membahagiakan, ada pula yang dirasa mengecewakan. Namun apapun itu merupakan ketentuan yang terbaik.

Seseorang yang menghambakan dirinya kepada Allah dengan sungguh-sungguh, ia akan senantiasa menerima ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Baik dalam menerima ketetapan yang menyenangkan hati ataupun ketetapan yang mengecewakan hati.

Ketahuilah, semua yang terjadi dimuka bumi ini tidak pernah terlepas dari skenario-Nya. Dan sebaik-baik skenario adalah skenario Allah. Kesalahan, kejahatan, kekecewaan, kesedihan, kebahagian, kesenangan dan lain sebagainya terjadi karna atas dasar kemauan-Nya. Maka tak perlu resah hati dengan segala apa yang terjadi ! Baik yang menimpa diri itu kebahagian ataupun kesalahan tetaplah teguhkan hati untuk terus berserah diri kepada-Nya.

Apabila diantara kita masih ada yang pilih-pilih dari setiap ketentuan Allah, bahagia saat takdir yang menyenangkan hati tiba, dan kecewa saat takdir menyakiti hati tiba, itu sama saja seperti anak kecil yang  bahagia saat dibelikan mainan yang diinginkannya, dan menangis saat dilarang untuk membeli mainan yang saat diinginkannya.

Anak kecil itu tidak pernah berfikir dan memahami terhadap keputusan yang diberikan oleh orang tuanya. Ia tak pernah peduli  dengan keadaan dan latar belakang mengapa orang tuanya berlaku seperti itu. Maka janganlah seperti anak kecil yang tidak pernah memahami dan berpikir sama sekali  dari segala ketentuan Allah.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan