BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya mengintruksikan kepada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor untuk melakukan langkah antisipasi selama proses pembangunan jembatan Otto Iskandar Dinata.
Dia menilai, berdasarkan pengalaman Kota Bogor merupakan tempat tujuan wisatawan yang datang dari berbagai daerah.
Untuk itu, proses pelaksanaan pembangunan jembatan otto Iskandar dinata harus dilakukan antzisipasi dengan membuat rekayasa jalan.
‘’Ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya kemacetan, apalagi selama pembangunan jembatan itu rencananya jalan akan ditutup total selama 9 bulan,’’ ujar Bima Arya kepada wartawan, Rabu, (23/11).
Dia meminta kepada Camat dan lurah juga untuk membantu agar melakukan sosialisasi kepada warga terkait rencana pembangunan jembatan Otto Iskandar Dinata ini.
Menururnta, sosialisasi sangat penting. Sehingga jangan sampai menggangu aktivitas perekonomian masyarakat yang terkena dampak.
Pihaknya juga akan melakukan pihaknya koordinasi dengan pihak Istana Presiden. Hal ini dilakukan karena jalan Otista merupakan jalur keluar masuk kendaraan Kepala Negara.
“Dalam beberapa hari kedepan kita akan koordinasi dengan kepolisian dan istana,” cetus Wali Kota Bogor.
Sementara itu, Kepala Dinas PUPR Kota Bogor Chusnul Rozaqi menambahkan, secara teknis untuk dimensi pembangunan Jembatan Otista akan ada pelebaran.
Pihaknya juga akan penambahan satu lajur untuk trem, dengan lebar kurang lebih 3,7 meter dan untuk pedestrian akan disesuaikan dengan kondisi di lapangan.
Pihaknya akan maksimalkan menggunakan 4 lajur berarti akan ada penambahan lagi dari desain sekarang yaitu 3,7 meter plus 1,3 meter dengan total 5,5 meter untuk lebarnya.
”Sedangkan untuk panjang yang dibangun sekitar 50 meter,” kata Wali Kota Bogor.
Untuk diketahui rencana pembangunan jembatan otista akan segera dilelang di akhir tahun ini, Wali Kota Bogor menginginkan proses pembangunan harus selesai tepat waktu. Yaitu proses pengerjaannya selama 9 bulan.
Dalam pengerjaannya, Wali Kota Bogor menegaskan, untuk kualitas bangunan jembatan nanti, harus sesuai dengan spesifikasi yang direncanakan. Untuk itu, dia menekankan agar pembangunan jembatan harus diawasi pada proses pelaksanaanya.
Adapun untuk anggaran pembangunan jembatan otitas ini merupakan bantuan keuangan yang berasal dari APBD Provinsi Jawa Barat dengan anggara sebesar Rp 52 miliar. (yud/yan)