Tragedi Itaewon Seoul: Acara Massal Mematikan di Dunia

Jabarekspres.com – Malam yang seharusnya menjadi menyenangkan berakhir mengerikan ketika banyak korban berjatuhan dalam tragedi Itaewon, Seoul, 30 Oktober 2022.

Tragedi Itaewon di Seoul tersebut menewaskan hingga lebih dari 150 orang ketika hendak merayakan Halloween. Tentu tragedi ini menjadi yang mematikan di dunia.

Tragedi Itaewon bermula ketika kerumunan orang mulai berdesakan memenuhi gang-gang sempit yang terkenal dengan bar, toko-toko dan restoran yang bervariatif.

Ratusan orang diantaranya pun kemudian mulai terperangkap hingga banyak nyawa yang tak tertolong. Sebagian besar dari mereka adalah usia remaja yang merindukan suasana lepas.

Perayaan Halloween di Itaewon pada malam itu merupakan kali pertama dilakukan setelah pencabutan aturan COVID-19 di Seoul yang membatasi ruang gerak masyarakat.

Kini tempat populer tersebut menjadi tempat mengerikan dengan kenangan penuh luka dan duka. Mulai berdatangan mereka yang mencari informasi terkait nasib orang-orang yang dicintai.

Korban banyak yang terinjak-injak, kehabisan nafas, hingga akhirnya tergeletak hingga ambulans pun sedikit kesulitan menembus kerumunan.

Dalam konferensi pers di Seoul hari Minggu (30/10), Menteri Dalam Negeri Korea Selatan Lee Sang-min mengatakan pihak berwenang masih menyelidiki penyebab peristiwa mematikan itu.

Diperkirakan 100.000 orang berkumpul di distrik Itaewon malam itu.

Lee Sang-min mengatakan, “Sejauh yang kami ketahui, jumlah kerumunan di tempat kejadian tidak lebih besar dari tahun sebelumnya, bahkan mengingat keadaan di mana [pembatasan] COVID-19 tahun ini sudah dilonggarkan. Tapi karena penanganan kecelakaan itu menjadi prioritas utama saat ini, kami berusaha untuk mengatur situasi itu terlebih dahulu dan mencari tahu penyebab kecelakaan tersebut. Ada banyak cerita tentang penyebab kecelakaan itu.”

Tragedi itu menjadi insiden lonjakan massa paling mematikan dalam sejarah Korea Selatan yang kemungkinan akan menimbulkan pertanyaan serius tentang standar keselamatan masyarakat di negara itu. Pihak berwenang masih menyelidiki peristiwa tersebut.

Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo mengatakan, masa berkabung nasional akan berlangsung hingga 5 November.

Ucapan belasungkawa disampaikan para pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Kanselir Jerman Olaf Scholz.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan