Potensi Komoditas Perkebunan Vanili Sangat Besar untuk Pasar Ekspor

JAKARTA – Kisah sukses Mahdalena sebagai Founder dan Direktur Koperasi Desa Ekspor Indonesia patut menjadi inspirasi Sebab, berkat ketekunannya mengembakan vanili, kini prospek pekembangan usahan perkebunan Vanili bisa menembus ekspor sampai ke Jepang sejak 2021.

Meski permintaan vanili ke Jepang masih kecil, peluang pasar vanili di Negara Sakura itu masih terbuka lebar.

Dalam perkebangannya, Mahdalena mengaku banyak dibantu dan dibina oleh Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan.

Kementerian Pertanian turut aktif membantu promosi produk vanili petani ke Luar Negeri.

‘’Salah satunya melalui Pameran ODICOFF bulan November 2021 lalu,’’ ujar Mahdalena dalam keterangannya, Kamis, (22/9).

Selama ini produk vanili yang dipasarkan dalam bentuk polong kering.

Pihaknya juga sedang mengembangkan produk turunan seperti tepung, extrak dan pasta vanili skala home made.

‘’Siap dipasarkan pertengahan Oktober 2022, saat ini  sudah ada pemesanan 500 botol per bulan / per item di pasar lokal,’’ ujarnya.

Sebagian besar masyarakat Indonesia perlu lebih mengenal vanili alami Indonesia.

Di tengah munculnya vanili sintetis, perlu adanya mengedukasi sambil terus memasarkan vaniila alami Indonesia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perkebunan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, saat ini dari komoditas perkebunan  Vanili memiliki nilai ekonomis tinggi.

Untuk harga kisaran Vanili basah saja mencapai 300-800 ribu/ kg, apalagi vanili kering. Untuk kualitas ekspor bisa mencapai diatas 3 juta/kg.

‘’Potensi ini yang perlu kita garap bersama, dimulai dari Hulu, perlu dilakukan penataan kebun,’’ kata dia.

Selain itu, aspek keamanan kebun yang menjadi titik sentral, dari sisi mutu dan pascapanen harus diperbaiki.

Untuk Vanili yang berasal dari Indonesia perlu energi besar untuk mencari Buyer dengan sentuhan branding.

‘’Buyer tahu vanili Indonesia berkualitas di atas 2,75% kadar nya, bahkan Vanila Alor bisa mencapai diatas 3%,’’ ujar dia.

Hal senada dikatakan Plt. Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan, Baginda Siagian mengatakan, pasar vanili sangat menjanjikan karena kebutuhan dunia cukup besar.

‘’Ini bisa mencapai 8-10 ribu ton/tahun tetapi produksi terbatas, hanya 5-6 ribu ton/tahun,’’ ujarnya.

Saat ini hanya Indonesia, Madagaskar, PNG, Meksiko dan China yang merupakan 5 besar produsen Vanili Dunia.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan