Puting Jantan

 

yoming AFuadi

Baru saja terperhatikan, diantara sekian banyak iklan yang menjejali artikel/ tulisan di DIsWay ini, ternyata ada perbedaan antara artikel/ berita umum dengan artikelnya Abah. Kalau artikel umum setiap alinea, maksimal 4 baris, diselipi iklan dan satu judul berita dipecah2 jadi beberapa halaman. Sedang artikelnya Abah agak lega selipan iklannya, minimal setiap 3 alinea baru ada selingan iklannya, dan dikemas jadi satu halaman saja, jadi tidak terlalu merepotkan harus meng-klik iklannya untuk membaca tulisan berikutnya.

 

Gianto Kwee

Di dunia pendidikan Nilai 55 bisa di “Katrol” Jadi 60 agar bisa Naik kelas or Lulus, agar tidak jadi “Juara Bertahan” Di kehidupan nyata harus dapat Minimal 99.9 agar bisa lulus ! Bung Pry nilai akhir 45 sangat jauuuuh dari bagus dan keputusannya “Drop-out” !

 

Pryadi Satriana

Nilai ‘tulisan’: 50. Alasan: Fokus tulisan tidak jelas. Banyaknya detil yg tidak perlu semakin mengaburkan maksud tulisan. Malah mengesankan sekadar cari sensasi. Nilai ‘isi’: 40. Alasan: Tidak konsisten. Sebelumnya ‘terpana’ dengan “Single Image”, sekarang ‘menggugurkan’ pandangan semula. Juga tidak objektif, hanya “melihat” dari sisi kuasa hukum korban. Banyak ‘noise’ dalam tulisan. Terlalu banyak spekulasi. Seharusnya ‘covering both sides’ supaya berimbang dan disertai analisis. Tidak ‘garing’. Nilai akhir: 45 (E). TIDAK LULUS. Silakan berusaha memperbaiki dalam tulisan-tulisan berikutnya dengan memperhatikan catatan-catatan di atas. Terima kasih. Salam.

 

Juve Zhang

Mantan Ka Bareskrim pak Susno menohok sekali dalam wawancara dengan media, ini otopsi kualitas rendah,beliau malah minta dokter forensik di non aktifkan. Jadi otopsi ulang yg turun gunung para Pakar Forensik kelas Berat semua. Para dedengkot forensik akan turun tangan dari berbagai RS .sangat bagus, supaya lebih ber kualitas hasil otopsinya.

 

Jimmy Marta

Semalam habis arisan keluarga ditempat sepupu. Pas mau pulang ada ponakan yg ngasih duren. Kebenaran apa bukan dikasih tiga. Sedikit senyum sy bilang, “ini kayaknya sengaja dikasih tiga”. Ponakan juga senyum, tp kyk nya gk mafhum…hehe. Maklum bukan jamaah diswayah… Ditarok dibagasi, perjalanan pulang 10 km-an semerbaknya minta ampun. Bbrp titik dipinggir jalan jga banyak onggokan duren. Bersyukur empat orang dimobil semua penggemar. Ini duren kampung, bukan musang king. Tetap gurih dan lezat. Bahkan digemari musang dan tupai. Dimakan saat diluar hujan..nikmat! Peringatan! Boleh makan banyak, jangan berlebihan. Apa ukurannya? Mudah, belilah sepuluh duren, makan bersama tiga puluh orang. Dijamin pasti bebas masalah. Yg aneh itu duren tiga aja kok bisa jd masalah..! Itu mungkin karena yg makan satu orang. Tercium banyak orang.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan