Erick Thohir: Laba BUMN Tembus Rp126 Triliun, Kontribusi Terbesar dari BRI

JAKARTAMenteri BUMN Erick Thohir menyebutkan, pada tahun 2021, laba BUMN mencapai Rp.126 triliun. Dari total keseluruhan laba, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk merupakan kontributor terbesar bagi Kementerian Badan Usaha Milik Negara (KBUMN) di tahun 2021.

Nilai laba itu meningkat dibandingkan tahun lalu. Peningkatan tersebut senilai Rp.13 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 869%. Hal tersebut terungkap saat Rapat Dengar Pendapat dengan DPR.

BRI sendiri menjadi BUMN yang mencatatkan laba tertinggi sebesar Rp.32,22 triliun di tahun 2021 atau setara 25,5% dari total laba seluruh BUMN di tahun 2021.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan apresiasi terhadap pencapaian Kementerian BUMN yang berhasil mendorong kinerja seluruh perusahaan BUMN melalui transformasi di tengah kondisi pemulihan ekonomi pasca pandemi.

“Transformasi yang diinisiasi oleh Kementerian BUMN terbukti memberikan dampak positif terhadap BRI dan seluruh perusahaan BUMN secara umum, oleh karenanya transformasi ini akan terus kami perkuat untuk menjaga keberlanjutan bisnis ke depan,” imbuhnya.

Sunarso mengungkapkan penopang utama pertumbuhan laba BRI di sepanjang tahun 2021 lalu terletak pada kinerja kredit dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh positif disertai penurunan biaya bunga yang signifikan, dan disaat bersamaan perseroan mampu mengelola portfolio mix dan kualitas aset sehingga dapat meningkatkan yield asset.

“Raihan laba BRI membuktikan perseroan dapat terus meng-create economic value kepada seluruh stakeholders di tengah kondisi yang menantang,” ujarnya.

Sebagai bentuk economic value creation yang diusung perseroan, BRI juga telah menyetorkan dana sebesar Rp.27,09 triliun kepada negara di sepanjang tahun 2021 lalu. Setoran tersebut terdiri dari pembayaran pajak senilai Rp.20,17 dan pembayaran dividen atas laba tahun buku 2020 senilai Rp.6,92 triliun.

Apabila ditarik lebih jauh, sejak tahun 2019 hingga 2021 BRI telah menyetorkan pajak dan dividen kepada negara dengan jumlah total mencapai Rp.82,03 triliun.

BRI telah menyiapkan empat strategi utama untuk meneruskan capaian positif hingga akhir 2022. Pertama, selective growth, di mana BRI berfokus pada sektor yang memiliki potensi tinggi, dengan eksposur minimum terhadap gejolak eksternal, yaitu sektor pertanian, industri bahan kimia, serta makanan dan minuman.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan