DPR Soroti Soal Penyelundupan Organ Manusia yang Libatkan Desainer Indonesia

JAKARTA – Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni menyoroti soal penyelundupan organ manusia yang melibatkan desainer asal Indonesia.

Menurutnya, penemuan organ manusia untuk kepentingan desain seni adalah tindakan di luar nalar. Karenanya polisi harus sigap mengusut kasusnya hingga tuntas.

“Ini penemuan yang sangat mengejutkan dan tidak masuk akal, di mana ada dugaan penyelundupan organ manusia yang akan dikirimkan ke Indonesia, untuk kebutuhan desain seorang perancang busana,” kata Ahmad Sahroni dalam keterangannya, Kamis (24/2).

Dia mengapresiasi Interpol yang cepat berkoordinasi dengan pihak kepolisian Brasil. Karenanya polisi harus segera mengusutnya.

Ditegaskannya, penyelundupan tersebut masuk dalam kejahatan transnasional. Oknum yang terlibat harus dijatuhkan hukuman tegas.

Dicontohkannya, dalam UU No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan penyelundupan organ manusia dilarang, dan dalam UU nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian disebutkan bahwa penyelundupan manusia adalah bentuk kejahatan transnasional.

“Jadi bisa dipastikan bahwa polisi harus menyidik dan menindak oknum pemesannya di Indonesia, dan pastikan mereka mendapat hukuman yang setimpal atas perbuatannya,” ujarnya.

Dia meminta Polri bersama Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) terus berkolaborasi dalam hal peningkatan pengawasan dalam kejahatan transnasional.

Langkah koordinasi dan kolaborasi tersebut dibutuhkan karena semakin canggihnya aksi-aksi pidana yang bisa dilakukan secara lintas negara.

Sebelumnya diberitakan Kepolisian Brasil berhasil membongkar sindakat kasus penjualan organ manusia lintas internasional. Kabarnya, salah satu desainer ternama asal Indonesia berinisal AP ikut terlibat dalam pemesanan paket organ manusia itu dari Brasil.

“Paket dari Manaus berisi potongan tubuh manusia itu dipesan oleh desainer Indonesia berinisial AP,” demikian laporan yang diterima oleh Vice World News dari salah satu sumber polisi, dikutip Kamis, (24/2).

Menurut kabar yang beredar, AP beberapa kali menuai kontroversi, salah satunya karena pernah membuat tas jinjing dari bahan tulang manusia.

AP saat itu berdalih jika tas dari bahan tulang tersebut didapatkan dari sumber yang “etis”, serta dilengkapi surat resmi otoritas medis di Kanada.

Berdasarkan keterangan polisi, mereka menemukan potongan kaki dan tiga paket plasenta yang sudah dipaketkan dan akan dikirim ke Singapura.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan