Meresahkan, Badut-Badut Jalanan Akan di Razia

CIANJUR – Keberadaan badut Jalanan di Cianjur, membuat risih masyarakat, selain itu Pemkot juga mendapat laporan bahwa yang menjadi badu-badut tersebut adalah anak-anak usia sekolah.

Karenanya Kepala Dinas Sosial Kabupaten Cianjur, Asep Suparman, mengaku sudah melakukan koordinasi dengan Satpol PP dan Damkar untuk melakukan kegiatan penertiban, terutama sasarannya terhadap para badut yang berkeliaran di jalanan seputaran wilayah Cianjur.

Asep menambahkan, hal tersebut sesuai instruksi Bupati Cianjur agar badut yang berkeliaran di sekitaran Kota Cianjur untuk segera ditertibkan.

“Sebelumnya juga telah kami lakukan razia atau penertiban terhadap badut tersebut, selain dilakukan pendataan juga dilakukan penyitaan terhadap atribut yang dikenakannya,” kata Asep saat ditemui di Pendopo Cianjur, beberapa waktu lalu.

Diungkapkannya, setalah dilakukan pendataan ternyata hampir kebanyakan yang menjadi pengemis badut tersebut rata-rata anak usia sekolah.

“Langsung kami panggil orangtuanya, termasuk pemerintah desanya hal tersebut dilakukan untuk menjadikan efek jera,” katanya.

Asep mengatakan, sebelumnya Bupati Cianjur melaporkan ada temuan anak terlantar. Namun setelah dilakukan penelusuran ternyata si anak tersebut masih sekolah.

“Waktu itu kegiatan sekolah dilakukan secara daring atau online, mungkin dibawa temannya untuk memulung barang bekas. Jadi, terkesan anak seperti anak terlantar,” jelasnya.

“Kan sudah jelas ada Perdanya, begitu juga dengan badut. Jadi, kami dari Dinsos Cianjur sudah melakukan koordinasi dengan Satpol PP Cianjur dalam waktu dekat ini akan dilakukan razia gepeng, pengemis, dan juga badut-badut yang berkeliaran di seputaran Cianjur,” sambung Asep.

Terpisah, Ketua Harian Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Lidya Indrayani, mengaku sudah mendengar dari jauh-jauh hari terkait maraknya keberadaan badut penghibur di wilayah Cianjur.

“Saya lihat banyak sekali anak usia sekolah yang menjadi badut penghibur di Cianjur ini,” kata Lidya.

Lidya mengatakan, belum ada data pasti berapa jumlah anak usia sekolah yang berprofesi sebagai badut penghibur.

“Saya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas PPA dalam hal juga kepolisian untuk mengadakan penertiban badut-badut tersebut,” katanya.

Dikatakan Lidya, pernah dirinya mendengar ada yang mengakomodir anak usia sekolah yang menjadi badut.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan