Terkait Kriminalitas Penjual Tato di Asia Afrika, Yana Minta Aparat Bentuk Pos Pengamanan.

BANDUNG – Dengan adanya peristiwa dugaan pemerasan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh penjual tato di Asia Afrika. Pelaksana Tugas (PLT) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengungkapkan akan membentuk pos pengamanan di lokasi tersebut.

“Ya dengan ada informasi kaya gini saya minta teman-teman kewilayahan dan Satpol PP untuk mengawasi, mudah-mudahan bisa dibantu TNI Polri yang kemarin melakukan pengamanan di Nataru bersama-sama menjaga Bandung tetap aman dan nyaman,” ucapnya di Balaikota Bandung, Rabu (5/1).

Diketahui sebelumnya, bahwa peristiwa pemerasan dan pengeroyokan yang dilakukan oleh sekelompok pedagang tato pinggir jalan di kawasan Asia Afrika ini tengah viral di media sosial hingga menjadi perhatian dari warganet.

Dari unggahan media sosial yang sempat ditampilkan oleh @infobandungkota, menampilkan bahwa korban menceritakan dirinya sempat mendapat pemerasan oleh pedagang tato di pinggir jalan hingga disuruh membayar sebesar Rp1 juta.

Karena tak memiliki uang sebanyak itu, korban lalu menghubungi ayahnya untuk menjemput dirinya. Akan tetapi, saat ayah korban datang, langsung di keroyok oleh puluhan pedagang tato tersebut.

Hingga ayahnya mengalami luka lebam di wajahnya, karena merasa dianiaya, akhirnya korban bersama ayahnya melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Regol.

Dengan adanya peristiwa tersebut, Yana menilai, pembuatan pos pengawasan akan memudahkan masyarakat jika terjadi tindakan kriminalitas agar bisa segera melaporkan.

Ia juga meminta kepada aparat, agar kasus tersebut bisa diusut secara tuntas

“Intinya kita tetap menjaga, mudah-mudahan bisa tetap aman nyaman buat siapapun warga yang melakukan aktivitas itu. Kita berharap aparat keamanan mengusut,” imbuhnya

Selain itu, Yana juga menambahkan bahwa pihak keamanan dari Satpol PP Kota Bandung selalu melakukan monitoring di kawasan tersebut. Akan tetapi, lanjut dia Satpol PP kerap kali kecolongan dikarenakan pengawasan dilakukan secara bergerak.

“Rasanya sih kalau aparat kita (satpol PP),
itu keliling tetap, cuman tentu ada delay waktu. Jadi engga setiap saat di satu titik itu terawasi,” ujarnya

“Mungkin karena dia mobile berkeliling. Beberapa saat mungkin area itu tidak terawasi mungkin. Makanya saya sekarang lagi Diskusi dengan Satpol PP, gimana supaya efektif pengawasannya. Karena kan kuncinya tetap di pengawasan,” sambungnya

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan