Muhammad Kece Ternyata Asli Pangandaran, Pernah Diusir dan 25 Orang Jadi Murtad

PANGANDARAN – Youtuber Muhammad Kece yang saat ini meringkuk di tahanan Bareskim Polri ternyata merupakan warga asli Pangandaran.

Pria yang memiliki nama asli Kosman bin Suned adalah warga asli Dusun Burujul, Desa Limusgede, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran.

Kepala Desa Limusgede Asep Saipudin mengatakan, sangat mengenal Kece. Bahkan yang bersangkutan adalah teman sekolah sejak dulu.

“Saya berteman dengan Kosman sedari kecil sampai SMP,” kata Asep seperti dikutip Radar Pangadaran belum lama ini .

Ayah Kosman merupakan kepala dusun yang juga memiliki kebun kopi. Saat masih duduk di bangku SMP, Kosman sudah dibelikan sepeda motor.

Kosman menjadi satu-satunya murid yang bersekolah menggunakan sepeda motor di sekolahnya.

Namun, Kosman justru berhenti sekolah ketika duduk di bangku kelas 2 SMP. “Saya tidak tahu penyebabnya,” ujar Asep.

Selanjutnya, Kosman pindah ke Pondok Pesantren Nurul Huda yang berjarak sekitar 10 kilometer dari desanya. Di pesantren itulah Kosman belajar agama dan mempelajari kitab kuning, antara lain, Jurumiyah.

Kabar yang beredar menyebut Kosman hanya selama setahun menjadi santri di Nurul Huda. Namun, dia mempertahankan kebiasaan dari pesantren, yakni selawatan.

Sekitar 1986, Kosman menikahi santriwati Nurul Huda. Dari pernikahan itu, dia memiliki dua anak.

Belakangan istri Kosman menjadi tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi. ”Dia (Kosman) sempat bekerja dengan saya di Mayasari di Jakarta,” tutur Asep.

Menurutnya, Kosman berotak encer meski memang menyeleneh. Setelah kembali ke Cimerak, Kosman membuat kontroversi soal agama dengan pemikirannya yang menyeleneh itu.

Tak hanya itu, dia juga berganti agama dan menjadi misionaris di desanya. Pada 2003, Kosman diinterogasi oleh masyarakat dan tokoh agama.

“Saat itu diminta hengkang dari Desa Limusgede, setengah diusir,” ucap Asep.

Ternyata Kosman hijrah ke Banjar. Menurut Asep, kawannya itu setelah diusir justru mengaku sudah menjadi pengacara.

“Dia juga sempat menghubungi kami, kalau ada masalah atau apa pun, dia siap menolong,” kata Asep.

Pada tahun 2007, Kosman pindah ke Bekasi. Namun, komunikasinya dengan Asep berlanjut.

”Sampai saat ini, dia masih punya tanah di sini yang diurus oleh adiknya,” tutur Asep.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan