Pelaksanaan Vaksin Belum Capai Target, Pemerintah Harus Melakukan Kolaborasi

BANDUNG – Wakil Ketua Alumni Muda Universitas Padjadjaran (Unpad) Adang Setia menilai pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di tanah air masih banyak diterpa kendala.

Menurutnya hal teknis seperti penolakan hingga fasilitas kesehatan yang terbatas dalam melayani pemberian vaksin banyak ditemui di lapangan.

“Selain itu pula, belum sempurnanya sistem informasi atas data yang dibutuhkan untuk vaksinasi, dan ada kendala pada alur komunikasi yang dibutuhkan untuk masyarakat kemudian akan berimbas pada target vaksinasi Covid-19,” kata Adang dalam keterangan tertulisnya, Rabu(7/7).

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sebanyak 32.460.653 orang telah menerima suntikan dosis vaksin Covid-19, sementara baru 14.095.900 orang yang telah rampung menerima dua dosis suntikan vaksin.

Artinya, target vaksinasi pemerintah baru menyentuh angka 17,87% dari sasaran vaksinasi dosis pertama. Sedangkan, suntikan dosis kedua baru berada diangka 7,76%.

“Mengingat belum tercapainya target pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi, maka diperlukan usaha yang masif dalam pemberian vaksin kepada masyarakat,” imbuhnya.

Menurut Adang, Keterbatasan dalam mensukseskan program vaksinasi ini dapat teratasi apabila terdapat upaya kolaborasi dengan semua lapisan masyarakat di Indonesia.

Maka dari itu, Pemerintah Pusat maupun Daerah harus menyusun strategi yang disebut collaborative governance.

Adang menjelaskan, Strategi collaborative governance dalam program vaksinasi covid-19 ini akan mendorong terciptanya proses kerjasama struktur jejaring multi-organisasi lintas sektoral yang membuat kesepakatan bersama hingga pencapaian konsensus melalui interaksi formal dan informal.

“Serta pembuatan dan pengembangan norma-norma dalam interaksi yang bersifat saling menguntungkan dalam mencapai tujuan bersama,” ujarnya.

Dalam kolaborasi program vaksinasi ini akan tercipta interaksi yang egaliter yaitu seluruh aktor mempunyai kedudukan yang sama serta tujuan yang sama untuk keberhasilan bersama.

“Collaborative governance dalam program vaksinasi dan pencegahan Covid-19 juga harus dapat menggambarkan keadaan saling ketergantungan antar semua pihak.

Keinginan melakukan collaborative governance muncul karena semua pihak menyadari adanya keterbatasan yang mereka miliki,” tuturnya.

Di tempat terpisah, Ketua Umum Alumni Muda Unpad Fuad Rinaldi bakal terus mendukung kegiatan vaksinasi yang IKA Unpad tengah lakukan.

Menurutnya, Alumni Muda Unpad menjadi energi tambahan dalam mensukseskan program Vaksinasi dan pencegahan Covid-19.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan