SOREANG – Seni dan Budaya belum bisa menjadi indikator kemajuan daerah di Kabupaten Bandung.
Padahal, Kabupaten Bandung dikenal memiliki potensi seni budaya yang mumpuni, banyak seniman dan budayawan ternama lahir dari Kabupaten Bandung.
Kendati demikian, selama ini potensi tersebut belum tereksplor dengan baik.
“Seni budaya merupakan basic yang sangat baik untuk dikolaborasikan dengan pariwisata agar bisa mendongkrak perekonomian daerah, meningkatkan indeks pembangunan masyarakat (IPM), dan lebih mempopulerkan lagi nama Kabupaten Bandung di mata nasional maupun internasional,” ungkap Wakil Bupati Bandung Sahrul Gunawan saat diwawancara, Selasa (1/6).
Sahrul mengaku, selama ini dirinya sedang konsentrasi terhadap dunia pariwisata, sebab menurutnya itu merupakan potensi besar yang bisa menunjang datangnya investor ke Kabupaten Bandung.
Dengan banyaknya kunjungan, kata Sahrul, akan membuat daerah-daerah di Kabupaten Bandung lebih dikenal dan diharapkan laju pertumbuhan ekonominya akan ikut terpacu sehingga bisa meningkatkan pendapatan per kapita.
“Saya sudah tawarkan kepada rekan-rekan saya di Jakarta untuk berinvestasi disini, namun belum ada yang tertarik karena pendapatan perkapita disini masih dianggap rendah. Saya masih harus meyakinkan mereka bahwa kabupaten bandung memiliki banyak intangible aset yang akan profitable untuk mereka,” jelasnya.
Kolaborasi antara seni budaya dengan pariwisata menurut Sahrul akan bisa terwujud jika pemerintah memiliki database yang lengkap terkait semua potensi seni budaya yang bisa dikembangkan seperti data sanggar-sanggar seni atau paguyuban yang aktif.
Lalu, data kesenian dan senimannya, data makanan khas daerah, dan hal lain yang berkaitan dengan itu.
Pria yang memang terkenal sebagai public figure itu mencontohkan, beberapa waktu lalu sahabat lamanya, artis Happy Salma datang ke kediamannya dan memintanya membantu mencari talent untuk project film berbahasa sunda yang berlatar suasana tahun 50-an.
Hanya saja, sangat disayangkan di Kabupaten Bandung ternyata belum ada database yang lengkap yang bisa memudahkannya mencari talent itu.
“Tradisi itu sesungguhnya menjadi kekayaan kita dan kita harus memiliki database yang kuat. Kalau terdata semuanya kan misalnya kalau ada yang nyari untuk syuting misalnya kan tinggal nanya ke dinas terkait, baik talent atau kostum kan gampang menghubunginya,” kata Sahrul.