Perbanyak Sifat Dermawan (Pemurah) di Bulan Ramadan

 

Oleh Drs.H. Karsidi Diningrat M.Ag

 

 

SIFAT dermawan dan kemuliaan merupakan akhlak yang sangat agung. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kedermawanan maupun kebakhilan itu bertingkat-tingkat. Derajat kedermawanan yang tertinggi adalah sikap iitsar , yaitu tidak segan-segan berinfak kepada orang lain meski diri sendiri sebetulnya memerlukannya. Sikap iitsar dikatakan sebagai puncak kedermawanan karena biasanya yang disebut dengan kedermawanan sebetulnya adalah menafkahkan harta yang tidak dibutuhkan. Hal ini sebetulnya tidak begitu berat dibandingkan sikap menafkahkan sesuatu kepada orang lain di saat diri sendiri sesungguhnya membutuhkannya.

 

Islam telah menetapkan bahwa infak hendaknya untuk mendapatkan ridha Allah. Dan, itu hendaknya di jalan Allah dan dalam pelbagai bentuk kebaikan. Hendaknya seseorang yang memberikan infak berharap diterima oleh Allah dan diberi ganjaran yang melimpah berlipat ganda. Sebagaimana firman-Nya, “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir: seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Mahaluas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah, 2:261).

 

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam telah bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt; memurnikan agama ini untuk diri-Nya, dan tidaklah layak bagi agama kalian kecuali sifat pemurah, dan akhlak yang baik. Karena itu hiasilah agama kalian dengan kedua sifat tersebut.” (HR. Thabrani melalui Imran ibnu Hushain r.a.).

 

Sesungguhnya Allah Swt. Memurnikan agama ini untuk diri-Nya. Makna yang dimaksud ialah semua amal perbuatan dan ibadah hanya ditujukan kepada-Nya, bukan kepada selain-Nya, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya, “Katakanlah, “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.” (QS. Az-Zumar: 11). Oleh karena itu, maka tidaklah layak bagi agama kita kecuali kita harus menghiasinya dengan sifat pemurah dan akhlak yang baik, sesuai dengan keagungan Allah Swt. Yang telah menetapkannya.

 

Dalam hadits yang senada Rasulullah Saw.

Bersabda, “Sesungguhnya Allah Swt. Maha Pemurah, Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia mencintai akhlak yang mulia serta membenci akhlak yang rendah.” (HR. Na’im melalui Ibnu Abbas r.a.). Hal yang sama ditegaskan pula dalam hadits ini dengan ungkapan yang berbeda, bahwa Allah Maha Pemurah, karena itu Dia mencintai sifat pemurah, dan Dia menyukai akhlak yang agung serta benci terhadap akhlak yang rendah. Dalam hadits lain disebutkan, “Bersikap pemurahlah niscaya Allah akan pemurah kepadamu.”

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan