TPPAS Luhut Nambo Segera Beroperasi, Ini Kata DLH Jawa Barat

BANDUNG – Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, Prima Mayaningtyas mengatakan, Tempat Pengolahan dan Pemprosesan Akhir Sampah (TPPAS) Luhut Nambo segera berjalan ditahun 2021 ini.

Pasalnya, saat ini Pemprov sudah melakukan kerja sama dengan perusahaan asal Jerman Euwelle Environmental Technology GmBH selama 25 tahun ke depan.

“Operasionalnya selama 25 tahun, sampai tahun 2045. Dengan kerja sama tersebut diharapkan Pemprov Jabar dapat menyelesaikan permasalahan di mengenai sampah regional Luhut Nambo,” ucap Prima saat Japri (Jabar Punya Informasi) di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Selasa (23/3).

Ia menjelaskan, seharusnya Luhut Nambo sudah bisa beroprasi pada bulan Juni 2020. Namun dikarenakan pihak ketiga mengalami wanprestasi, maka prosesnya dimulai kembali mencari pihak ketiga yang sesuai kriteria

“Awalnya pemprov jabar bekerjasama dengan PT JBL dan seharusnya sudah beroprasi di Juni 2020. Namun karena adanya wanprestasi terhadap pihak ketiga, maka proses dimulai lagi dan sekarang sudah bisa ditetapkan,” jelasnya.

Ia pun menerangkan, pemenang lelang Luhut Nambo ini telah berdasarkan uji dan kualifikasi dari para ahli. Bahkan, ucap dia, sudah melewati beberapa tahap.

“Kita mengaktuasisi dibulan november 2020 lalu kemudian mencarai fatner yang menurut kami memiliki 3 kemampuan. Pertama teknologi, sisi bisnis komersial, pendanaan,” terangnya.

“Prosesnya sudah kita langsungkan, dari 7 calon mitra, setelah diuji menghasilkan 3 calon mitra akhir. Bahkan kita bawakan fatner dari indosemen dan DLH. sehingga dapat memutuskan pihak yang sekarang bekerjasama,” imbuhnya.

Ia pun mengungkapkan, TPPAS Lulut Nambo dibangun di atas tanah seluas 55 hektare, 15 hektare diantaranya akan dijadikan tempat pemrosesan dan pengolahan sampah dan sisanya akan menjadi jalan, tempat pengolahan air dan perkantoran.

“Pembangunan TPPAS ini menelan dana Rp 118 miliar dari APBN dan Rp 75 miliar dari APBD. Sampah yang masuk ke TPPAS ini rencananya akan diolah menjadi bahan bakar turunan batu bara atau disebut juga Refuse Derived Fuel (RDF), biogas dan produk energi dari sampah lainnya,” ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, dengan adanya kerja sama perusahaan asal Jerman Euwelle Environmental Technology GmBH ini dapat mengembangkan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Lulut Nambo.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan