Riden Hatam Aziz Resmi Dilantik Menjadi Presiden FSPMI

PURWAKARTA –  Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) menetapkan Riden Hatam Aziz,SH sebagai Presiden FSPMI Periode Tahun 2021-2026, pada Kongres ke VI dan Munas SPA yang di gelar di KC FSPMI Purwakarta, Senin. (22/02/2021).

Riden Hatam Aziz ditetapkan sebagai Presiden FSPMI melalui Hasil Musyawarah Formatur, sedangkan Jabatan Sekretaris Jenderal (Sekjen) didaulat Sabilar Rosyad dan Baris Silitonga.

Kongres yang berlangsung selama 2 hari tersebut, diikuti 200 peserta perwakilan dari DPW, DPC FSPMI se-Indonesia tetap menggunakan standar protokol kesehatan secara ketat.

Pasalnya, selain 3 M (Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) setiap peserta kongres di wajibkan Rapid Tes. Hal itu dilakukan sesuai arahan Satgas Covid-19 dan pemerintah daerah Purwakarta.

Kongres VI FSPMI dan Munas SPA Tahun 2021 mengusung tema “Menyongsong 20 Tahun FSPMI Ke Depan” tersebut, juga diikuti oleh 23 DPW FSPMI dan 513 DPC FSPMI Kabupaten/ Kota se-Indonesia secara Virtual.

Selanjutnya, dalam Kongres FSPMI tersebut juga menetapkan Ir.Said Iqbal,ME mantan Presiden FSPMI selama 2 Periode (2011 dan 2016) untuk dijadikan sebagai Ketua Dewan Majelis Nasional.

Dalam sambutannya, Said Iqbal mengaku bersyukur dapat mengemban amanah selama menjadi presiden FSPMI.

“Alhamdulillah, saya bersyukur bisa menjalankan amanah. Terlebih selama 2 Periode, ini menjadi catatan sejarah dalam perjuangan buruh, hidup buruh !!,” teriak Iqbal sembari berorasi.

Dirinya pun, mengakui masih banyak kekurangan selama menjadi presiden FSPMI, masih banyak program yang belum tuntas.

“Buruh bersyukur, BPJS dapat menjadi program kesehatan bagi pekerja, itu adalah program nyata kita. Bagaimana seandainya kalau buruh tidak punya BPJS?, Bagaimana nasib keluarga buruh?, itu semua hasil kerja keras kita bersama, Hidup Buruh, Hidup Buruh,” pungkas Said Iqbal.

Sementara itu, Presiden FSPMI terpilih Riden Hatam Aziz, mengatakan pihaknya akan melanjutkan perjuangan buruh sesuai Visi dan Misi Organisasi.

“Kami tetap komitmen, perjuangan buruh tidak berhenti disini. Masih banyak program yang belum tuntas, tantangan semakin besar. Terlebih dengan UU Omnibus Law yang jelas merugikan buruh,” tegas Riden.

Terkait sinergitas FSPMI dengan pemerintah, Riden menyampaikan pihaknya tetap solid selama kebijakan pemerintah masih bisa diterima kaum buruh.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan