JAKARTA – Polisi Myanmar menangkap seorang aktor terkenal akibat mendukung oposisi kudeta militer pada Minggu (21/2) setempat.
Dikutip dari Reuters, penangkapan tersebut terjadi beberapa jam usai dua pengunjuk rasa penolak kudeta tewas tertembak polisi dan tentara di Mandalay, Myanmar.
Kekerasan di Mandalay pada Sabtu (20/2) lalu adalah insiden paling berdarah dalam lebih dari dua minggu demonstrasi di kota-kota besar dan kecil di seluruh Myanmar yang menuntut diakhirinya kekuasaan militer dan pembebasan dari penahanan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan lainnya.
Demonstrasi dan kampanye pembangkangan sipil dalam pemogokan dan gangguan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda dengan lawan-lawan militer yang skeptis terhadap janji tentara untuk mengadakan pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan kepada pemenang.
Aktor itu, Lu Min, adalah satu dari enam pesohor yang menurut militer pada Rabu dicari berdasarkan undang-undang anti hasutan karena mendorong pegawai negeri untuk bergabung dalam protes. Tuduhan itu bisa membawa hukuman penjara dua tahun.
Lu Min telah mengambil bagian dalam beberapa protes di Yangon.
Istrinya, Khin Sabai Oo, mengatakan dalam sebuah video yang diunggah di halaman Facebook-nya bahwa polisi telah datang ke rumah mereka di Yangon dan membawanya pergi.
“Mereka membuka paksa pintu dan membawanya pergi dan tidak memberi tahu saya ke mana mereka akan membawanya. Saya tidak bisa menghentikan mereka. Mereka tidak memberi tahu saya.”
Juru bicara militer Zaw Min Tun, yang juga juru bicara dewan militer baru, belum menanggapi upaya berulang oleh Reuters untuk menghubunginya melalui telepon untuk dimintai komentar.
Dia mengatakan pada konferensi pers pada Selasa bahwa tindakan tentara berada dalam konstitusi dan didukung oleh mayoritas rakyat dan dia menyalahkan pengunjuk rasa karena memicu kekerasan.
Sebuah kelompok aktivis, Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, mengatakan pada hari Sabtu 569 orang telah ditangkap, didakwa atau dijatuhi hukuman sehubungan dengan kudeta tersebut.
Dalam insiden lain di Yangon pada Sabtu malam, seorang penjaga malam ditembak dan dibunuh. Layanan Radio Free Asia Burma mengatakan polisi telah menembaknya tetapi tidak jelas mengapa.