Program Petani Milenial Tidak Masuk RPJMD

BANDUNG – Kepala Biro Perekonomian Sekreta­riat Daerah (Setda) Pro­vinsi Jabar Benny Bach­tiar mengatakan, seba­nyak 6.000 milenial Jawa Barat (Jabar) telah mendaf­tar program Petani Mile­nial Juara.

Mesti begitu, pendaftaran Petani Milenial Juara ma­sih dibuka. Gubernur Jabar Ridwan Kamil sendiri me­nargetkan 5.000 milenial tergabung dalam program tersebut.

”Pendaftaran program petani milenial masih te­rus berjalan hingga kini. Sedangkan, waktu penutu­pan akan diinfokan kem­bali,” kata Benny di Kota Bandung, kemarin (12/2).

Menurutnya, milenial paling banyak mendaftar berasal dari kawasan Bandung Raya seperti Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, serta Ka­bupaten Sumedang dan Garut.

Profil para pendaftar sekitar 45 persen berumur 20-24 ta­hun dan 28 persen berumur 25-29 tahun. Pendaftar dido­minasi laki-laki sekitar 87 persen sedangkan perem­puan 13 persen.

Setelah mendaftar, para ca­lon petani muda ini akan disaring secara administrasi, salah satunya terkait pemenu­han syarat bila diperlukan kredit dari lembaga keuangan.

Kemudian, calon petani akan menjalani skrining teknis di perangkat daerah. Setelah lolos, pemuda ini akan dilatih lebih dalam sebelum terjun ke lapangan.

Benny menuturkan, program Petani Milenial Juara ini tidak hanya mencakup bidang per­tanian tapi termasuk peternakan, perikanan, dan perkebunan.

”Komoditas akan sangat variatif. Untuk pertanian, mu­lai dari jagung, jahe, ubi-ubian, sampai tanaman hol­tikultura. Di sektor perkebu­nan adalah serahwangi. Ke­mudian, madu dan jamur tiram,” ucapnya.

”Selain itu, budidaya peng­gemukan domba, ayam boiler, ayam petelur dan ternak puyuh. Sedangkan di sektor perikanan yakni budidaya ikan tawar lewat kolam plastik,” imbuhnya.

Sementara itu, Dinas Keta­hanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Provinsi Jabar sendiri akan mengarahkan petani mi­lenial untuk mengembangkan burung puyuh.

Menurut Kepala DKPP Jawa Barat Jafar Ismail, burung puyuh dipilih karena hanya membutuhkan lahan 50 me­ter persegi dengan waktu pemeliharaan hanya 60 menit per hari.

Satu unit peternakan dengan 1.000 ekor burung puyuh membutuhkan investasi Rp 22 juta. Dengan perhitungan kasar keberhasilan bertelur 70-80 persen, telur yang dapat diproduksi sekitar 800 butir per hari dengan nilai jual Rp 240 ribu.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan